Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Memilih Menjadi Diri Sendiri Biar Gak Lelah Lagi

22 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 24 Februari 2024   20:18 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang bilang kalau di usia dewasa memang bukan saatnya lagi main-main dengan profesi, sebab berhubungan dengan kestabilan finansial. 

Karena itu, banyak orang yang tetap menjalani pekerjaannya meskipun merasa lelah dan tertekan demi sesuatu yang diperjuangkan atau demi keluarga yang menjadi beban tanggung jawab. 

Pernah saya pun mengalami kegundahan soal bertahan atau berhenti dari pekerjaan. Terlebih memiliki tanggungan yang yang mewajibkan saya tetap berpenghasilan tetap.

Pernah berpikir; jika ini lepas, maka nanti akan ada jutaan penghasilan yang hilang. Namun bersyukur akhirnya kembali sadar, bahwa Allah lah yang Maha Pemberi Rejeki. Apapun profesinya, rejeki akan datang sesuai porsi yang telah ditakarkan-Nya. 

Senyaman apapun tempat bekerja, dan sebagus apapun fasilitas yang didapatkan, jika hati sudah tidak bisa diajak kompromi maka kenyamanan itu semu belaka.

Selalu ada saja hal yang membuat ragu, lelah, bosan dan keluhan lain yang memicu keinginan untuk mundur. Alih-alih bahagia, honor besar malah habis dipakai untuk biaya kesehatan. Hm, melelahkan!

Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Saya berkesimpulan bahwa selalu ada biaya yang harus dibayar untuk sebuah pengorbanan.

Saya berpenghsilan besar, tetapi fisik saya kelelahan, maka biaya rumah sakit tidak bisa dielakkan lagi. Penghsailan saya hilang, tetapi saya sehat wa afiat, hati dan pikiran saya tentram, maka itulah sebesar-besarnya rejeki. 

Banyak yang bilang bahwa saya begitu keras kepala, tidak sabaran dan bahkan tidak bisa berdamai dengan keadaan. Berulang kali saya mencoba berdamai dengan keadaan, dengan segala kondisi. Mudah kok! Justru yang susah itu berdamai dengan diri sendiri.

Memang sejak dulu saya keras kepala, mau apa lagi? Bahkan ayah saya sediri pun mengatakan demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun