Idul Adha 2020 merupakan ajang silaturahmi dalam masa pandemi. Meskipun harus tetap menggunakan protokol kesehatan, tetapi tidak menghalangi semangat kebersamaan. Physical distancing tetap diberlakukan, sementara pesta sate tetap dilakukan.Â
Bagi para pecinta sate, dan orang-orang yang senang makan daging-dagingan, Hari Raya Idul Adha merupakan kesempatan untuk berkumpul bersama sanak saudara untuk menikmati hidangan berbahan daging kurban. Tidak terkecuali sate.
Bukan karena sudah lama tidak makan daging, atau tak terbeli karena mahal, makan sate di hari raya Idul Adha, lebih kepada menikmati keseruan kebersamaan makan sate hasil buatan sendiri.Â
Sate maranggi pun matang. Sate yang konon kelezatannya tidak tertandingi. Apalagi ini dibuat dengan tangan sendiri. Perut kenyang pun mendadak lapar kembali ketika melihat hidangan sate di piring saji.
Namun ternyata, ada orang-orang yang memang sedikit merasa tersiksa ketika hari Raya Idul Adha. Mereka yang tidak suka makan daging tentunya tidak dapat bahkan tidak mau mencicipi sate yang katanya terasa lezat itu. Jangankan menyantap satu tusuk, mendekat saja sudah mual rasanya.
Aroma bau yang ditimbulkan dari daging mentah cukup menusuk hidung mereka dan membuat mual. Kaum yang tidak suka makan daging tentunya bukan sengaja tidak menyukainya, tetapi mungkin mereka termasuk golongan orang yang trauma atau memang tidak bisa memakan daging.
Seorang vegetarian misalkan, mereka tentunya akan lebih memilih makan sayuran dibandingkan dengan harus memakan makanan yang berbahan dasar daging.
Saya adalah salah satu orang yang tidak bisa makan daging dari hewan berkaki empat. Namun bukan berarti saya antipati dengan orang yang menyukai daging. Melihat yang menyantap sate dengan lahap senang rasanya.Â
Bukan karena tidak belajar, atau latihan untuk memakan makanan tersebut. Namun lagi-lagi, aroma yang di keluarkan oleh daging rasanya kurang nyaman di hidung. Meskipun tampilannya begitu cantik, dihidangkan dalam piring saji terbaik sekalipun, bagi golongan yang tidak suka makan daging, tetap saja tidak akan pernah suka.
Namun namun rasa tidak suka kepada daging, tidak lantas membuat saya mengasingkan diri dan menjauhi lingkungan mereka para pecinta sate.
Justru dengan mengamati aktivitas mereka dalam menikmati tusukan tusukan daging kecil yang dibakar itu rasanya ingin bisa makan dan menikmati. Namun apa daya tumbuh, pikiran dan mulut serta lidah ini menolak.Â
Beruntunglah kalian yang bisa menikmati santapan sate atau apapun yang berbahan dasar daging sapi atau kambing. Itu gizina baik buat tubuh. Beruntunglah Idul Adha 2020 telah mempertemukan para pecinta daging segar yang baru dipotong dari hewan kurban.Â
Namun tentunya harus bisa saling menjaga dengan orang-orang yang memang tidak menyukai daging. Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H