Bagai mutiara yang tersembunyi dalam kegelapan, gambaran seperti itulah yang dapat diungkapkan untuk Mutiara Embun Pagi. Sebuah sekolah yang dirintis oleh seseorang yang berhati mulia yang ingin mewujudkan cita-cita orang tuanya memiliki sebuah lembaga pendidikan. Sekolah ini akan kita temui di daerah pegunungan asri menuju kawasan wisata Kawah Kamojang Kabupaten Bandung.
Tidak seperti sekolah rintisan yang lain, SD & TK Mutiara Embun Pagi yang beralamat di Jalan Oma Anggawisatra no. 126 Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung ini, di tahun ketiga sekolah ini telah berdiri begitu kokoh dengan fasilitas yang memadai. Pemilik sangat perhatian pada perkembangan dan kemajuan lembaga.Â
Masalah kualitas pendidik yang bertanggungjawab untuk mengajar dan mendidik para siswa, Mutiara Embun pagi menyiapkan rangkaian tes yang terstruktur dan telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.Â
Proses penyeleksian bakal calon guru, dilakukan secara seletif dan ketat. Sebagai persiapan tahun pelajaran 2020/2021 Â misal, hari lalu (7 Juni 2020), lembaga ini melakukan penyeleksian kepada 12 peserta tes yang mengajukan lamaran sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan secara serius.Â
Proses penyeleksian dimulai dengan pembukaan oleh ketua yayasan, Iim Ibrohim. Kandidat Doktor ini meyampaikan tujuan inti dari seleksi. Iim berharap jika calon guru yang datang melamar memiliki niat yang mulia, semisal ingin menjadi bagian penting dari majunya pendidikan bangsa, pendidikan Islam khusunya. Ia juga berharap, semua peserta mengikuti tes dengan sungguh-sungguh karena pihak yayasan hanya akan mengizinkan bergabung kepada yang memiliki komitmen kuat.Â
Rangkaian tes dipandu oleh Ibu Neneng (Kepala Sekolah Mutiara  Embun Pagi) dan guru-guru lain, sebagai penitia penyelenggara seleksi secara apik dan tertib.  Adapaun ragkaian yang harus dilalui oleh peserta tes, dimulai dengan ujian micro teascing di hadapan semua peserta, para guru terdahulu yang turut hadir, serta para pengurus yayasan. Perlu kemampuan dan keberanian khusus untuk dapat tampil di sesi ini. Karena dengan ramainya para peserta yang bertindak sebagai siswa menguji kesabaran dan keberanian sang guru yang sedang praktik mengajar.Â
Tahap terakhir. Merupakan tahapan yang paling menegangkan. Setiap peserta harus menghadap para pengurus yayasan untuk "diperiksa" beberapa kemampuan. Mengaji, hafalan al-Qur'an, kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Arab, kemampuan menyampaikan visi dan misi, serta beberapa pertanyaan terkait dengan kepemimpinan, kemampuan bekerja sama, pemecahan masalah yang mungkin terjadi, komitmen dan kesanggupan.
Meskipun berlangsung dengan serius, sesekali pengurus yayasan tetap melakukan orbolan ringan yang berupa candaan untuk mencairkan suasana. Lalan Syahlani, Nurdin dan Benny, yang juga turut terlibat sebagai penyeleksi, kerap menghadirkan celetukan hangat di tengah-tengah proses wawancara. Hal ini menjadikan peserta yang merasa tegang, dapat menghela napas lega walaupun memang materi wawancara terbilang cukup berat..Â