Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sepotong Kenangan bersama Hujan

2 Mei 2020   13:09 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:22 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelly Sikkema/Unsplash

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengubur semua perasaan yang kupunya untukmu dan mulai membuka hati kepada yang lain. Ya, seseorang datang, kemudian menjadi suamiku.
Kau marah besar, ketika mengetahui aku menikah dengannya.
"Kamu itu ya, harusnya aku yang menjadi suamimu." katamu kala itu.
Aku tidak bisa memberikan jawaban apapun. Lidahku kelu, tetapi lagi-lagi, logikaku menolakmu. Aku tidak mau terus-menerus disiksa api cemburu.
Dua tahun kemudian kamu menikahi gadis lain, dan aku hampir gila dibuatnya. Walaupun sudah menikah, rasa itu masih ada, aku masih mencintaimu. Namun kemudian kamu masih saja selalu datang dan mengatakan bahwa kau pun tidak mampu sepenuhnye melupakanku. Perniakahnmu, dilatarbelakangi oleh  "pernikahanku." Kamu merasa tidak ada lagi yang harus diperjuangkan dariku, maka dari itu kau pun memutuskan untuk mengakhiri masa lajangmu.
Setahun yang lalu, aku berpisah dengan suamiku, dengan alasan paling prinsip. Dia kembali pada agamanya. Kami tidak bisa lagi bersatu. Saat aku kembali merindukanmu, maka senyum perempuan manis di sampingmu lah yang selalu terlintas dibenakku. Aku tidka mungkin memintamu darinya.
"Aku tidak akan pernah mengganggumu. Namun, jika kau ada waktu, bolehkan aku menikmati kembali hujan beramamu?" gumamku. Sebuah kalimat yang tidak pernah akan sampai ke telingamu.
Hujan semakin deras, ada jutaan rindu yang turun bersamaan dengan rinainya. Ku harap hujan ini turun di tempatmu juga, agar kau turut merasakan siksaan ini, merindukanmu di antara hujan-hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun