Di dunia ini, Allah menciptakan manusia dengan berbagai karakter. Sikap dan tabiat pun tentunya berbeda. Orang yang kembar sekalipun tidak akan memiliki sifat yang sama, walau memiliki wajah yang mirip satu sama lain.
Karena karakter yang berbeda, penerimaan seseorang terhadap perlakuan yang didapatkannya dari orang lain, tentu tidak akan sama. Reaksi orang akan beragam ketika ia menerima pujian, berita menggembirakan, saran, kritikan, berita buruk, bahkan hinaan sekalipun.
Orang yang terlalu ekspresif saat mendapatkan kabar gembira, bisa menjadi sangat sensitif ketika mendapatkan kritikan pedas. Begitu pula sebaliknya, orang yang menanggapi berita gembira dengan ekspresi yang datar, biasanya bersikap masa bodoh terhadap pendapat buruk tentang dirinya yang didapatkannya dari orang lain.
Ketahanan hati seseorang terhadap perlakuan buruk orang lain, sangat tergantung kepada lingkungan yang membentuk mentalnya. Pendukung lainnya adalah, pengetahuan dan wawasan juga kedewasaan yang ada pada diri orang tersebut.Â
Orang yang terbiasa bergaul dan menghadapi beragam karakter manusia, tentunya akan lebih dapat memaklumi perlakuan-perlakuan yang didapatkan. Karena ia paham betul, bahwa tidak akan ada orang yang benar-benar bisa menjaga hatinya seperti dirinya sendiri. Begitupun ketika ia ingin memberi perlakuan kepada orang lain, ia akan berpikir berkali-kali mengenai akibat yang akan ditimbulkan oleh perkataan atau perlakuannya itu.
Orang lain bukanlah pantulan diri di cermin yang tidak akan sakit hati jika dicaci maki. Namun orang lain adalah mahluk unik yang harus dipelajari, dan dipelihara perasaannya.
Menerima sosok diri tanpa keluhan dan membiarkan menjadi diri sendiri. Namun berhati-hatilah! Ternyata keinginan tersebut tidaklah selalu benar. Kita boleh meminta teman kita dan orang lain menerima kita apa adanya. Akan tetapi, bukan berarti boleh seenaknya memberi perlakuan sesuai dengan apa yang kita mau. Jadilah diri sendiri yang lebih baik. Berbenah dirilah!
Tidak semua orang mampu menerima sikap kita yang paling menyebalkan. Adakalanya orang lain pun merasa tersinggung dengan perlakuan kita. Bukankah kita pun selalu ingin diperlakukan baik oleh orang lain?Â
Mari sama-sama memperbaiki diri dengan senantiasa menyelami perasaan orang lain. Semoga kita tergolong orang yang kehadirannya selalu dirindukan karena kebaikan sifat dan kehati-hatian kita dalam berucap. Semoga bermanfaat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H