Manusia merupakan makhluk yang dianugrahi akal pikiran oleh Tuhan. Dengan adanya akal pikiran tersebut tentunya kita dapat memenfaatkannya untuk berpikir, namun tahukah anda apakan berpikir itu sendiri?
Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berpikir merupakan proses yang “dialektis” artinya selama kita berpikir , pikiran kita dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (ratio) hasil berpikir tersebut dapat diwujudkan dengan bahasa atau dengan kata lain kita dapat mengomunikasikan atau mengubah dari proses berpikir menjadi pesan-pesean yang dapat diterima oleh indifidu lain sehingga individu lain dapat mengetahui apa hasil pemikiran kita. Dalam proses berpikir dipengeruhi oleh intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki individu sehingga kemampuan berpikir seseorang berbeda dengan individu lainnya. Menurut W. Stern, intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan vepat dan tepat didalam situasi yang baru.
Proses yang dilewati dalam proses berpikir adalah sebagai berikut:
- Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan ciri-ciri umum dari sesuatu sehingga yang tertinggal hanya ciri-ciri khas dari sesuatu tersebut.
- Pembentukan pendapat, yaitu pikiran kita menggebungkan (menguraikan) beberapa pengertian sehingga terbentuk pendapat dari pikiran kita.
- Pembentukan keputusan, yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pikiran kita tersebut
- Pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.
Dengan adanya proses berpikir maka akan menghasilkan adanya kesimpulan. Kesimpulan tersebut digolongkan menjadi tiga macam sebagai berikut:
- Kesimpulan induksi artinya kesimpulan yang ditarik dari keputusan-keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum.
- Kesimpulan deduksi, artinya kesimpulan yang ditarik dari kesimpulan umum untuk mendapatkan keputusan khusus.
- Kesimpulan analogis, artinya kesimpulan yang ditarik denagn cara membandingkan situasi yang satu deangan situasi yang lain, yang sudah kita kenal kurang teliti, sehingga kesimpulan analogi ini biasanya kurang benar.
Daftar Pustaka:
Ahmadi Abu, Supriyono Widodo, Psikologi Belajar. Solo: Rineka Cipta, 2003