Mohon tunggu...
Money

Tim KKN Undip 2018 Mendampingi Pemasaran Kopi Lereng Gunung Perahu Desa Tlogopayung

15 Februari 2018   13:34 Diperbarui: 15 Februari 2018   14:40 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini kamu yang gemar minum kopi asli untuk menemani sarapan sebelum beraktivitas sehari-hari, tidak perlu khawatir lagi. Karena Kopi Lereng Gunung Perahu khas Kendal sudah bisa diperoleh dengan mudah hanya dengan "Tap! Tap!" Bukalapak di ponsel kamu.

Saat ini kopi bukan lagi minuman yang identik dengan orang tua. Kopi sudah jadi minuman hits masa kini yang diminati oleh seluruh kalangan usia, terutama  remaja milenial. Itulah mengapa kopi kemudian dijadikan komoditas utama kedai kopi yang hidup di kota-kota besar

Tidak hanya di kota, kopi juga menjadi komoditas utama di Desa Tlogopayung, Kec. Plantungan, Kab. Kendal, Jawa Tengah. Kopi di daerah ini merupakan salah satu kopi asli yang memiliki cita rasa yang khas. Cita rasa kopi biasanya hanya cenderung pahit (Robusta)  dan asam (Arabika), tetapi di Desa Tlogopayung ini ada kopi dengan perpaduan keduanya, cenderung pahit dan asam (Excelsa). Kopi itu bernama Kopi Lereng Gunung Perahu, hasil tani dari Kelompok Tani (POKTAN) Mekarsari IIIDesa Tlogopayung yang diinisiasi oleh ketua POKTAN, yakni Bapak Daryono.

Dengan melihat peluang yang begitu besar akan prospek kopi ini, mahasiswa KKN Undip  mengambil peran untuk meretas pemasaran yang masih terbatas karena kelangkaan sumber daya manusia yang berkompeten untuk melakukan pemasaran yang lebih luas. Berdasarkan disiplin ilmu yang dipelajari di masing-masing prodi, 9 orang mahasiswa KKN membantu POKTAN Mekarsari III Desa Tlogopayung untuk meredesain kemasan produk, melakukan pemasaran online, dan melakukan pendampingan perluasan pasar.Kegiatan ini dilakukan kurang lebih selama 42 hari selama tinggal di desa penempatan KKN, yakni Desa Tlogopayung Kec. Plantungan, Kab. Kendal.

Pada mulanya kemasan produk diredesain. Mulai dari pembuatan logo, perubahan warna stikerkemasan, penggantian kemasan awal dengan kemasan berbahan alumunium foil,sampai dengan pemotretan produk untuk kepentingan pemasaran online. Kemasan produk yang diredesain ada tiga jenis, masing-masing jenis memiliki tiga ukuran kemasan. Tiga jenis kopi yang dimaksud adalah Arabika, Robusta, dan Excelsa. Tiga ukuran per jenis kopi yaitu kemasan 100gr, kemasan 250gr, dan kemasan 500gr.

Kemasan bagian depan
Kemasan bagian depan
Kemasan bagian belakang
Kemasan bagian belakang
Setelah selesai tahap redesain, masuk ke tahap pemasaran online. Tim KKN Undip Desa Tlogopayung bekerjasama dengan Bukalapak.com untuk membuat pemasaran produk kopi menjadi lebih luas. Diawali dengan pembuatan akun di Bukalapak, pengunggahan foto dan deskripsi produk, dan penyebaran link produk melalui beberapa sosial media. Selain itu, dilakukan juga pendampingan dan edukasi perluasan pasar oleh Tim KKN Undip selama kurang lebih 30 hari, agar kegiatan ini tetap dapat berjalan secara berkelanjutan setelah masa KKN selesai.

Harapannya, setelah didampingi program oleh Tim KKN Undip, produk Kopi Lereng Gunung Perahu bisa dengan mudah dinikmati oleh masyarakat luas, tidak hanya oleh masyarakat lokal daerah penghasil kopi. Para penikmat kopi nusantara juga dapat menikmati Kopi Lereng Gunung Perahu tanpa harus membeli langsung ke tempat produksi. Dengan begitu, Kopi Lereng Gunung Perahu akan semakin dikenal sebagai salah satu kopi khas Indonesia, tidak menutup kemungkinan akan bersaing di pasar kopi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun