Namun, efektivitas DNS dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal dibandingkan dengan metode tradisional seperti static stretching perlu dieksplorasi lebih lanjut.Â
Meskipun static stretching telah lama dikenal dan digunakan dalam program rehabilitasi untuk meningkatkan fleksibilitas, banyak praktisi kesehatan mulai mempertanyakan sejauh mana metode ini cukup efektif dalam jangka panjang, terutama untuk individu dengan kebutuhan fungsional yang lebih kompleks, seperti pengrajin batik (Dr. Peter Attia, n.d.).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas DNS sebagai metode rehabilitasi yang lebih unggul dibandingkan dengan static stretching dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal.Â
Melalui pendekatan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang keuntungan menggunakan DNS serta memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang cara penguatan otot inti dan pengoptimalan gerakan dapat berdampak pada kesehatan keseluruhan.Â
Dengan adanya data yang valid, diharapkan dapat membantu para profesional di bidang fisioterapi dalam merancang program rehabilitasi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan spesifik klien mereka.
Secara keseluruhan, penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada pemahaman teoritis mengenai DNS dan fleksibilitas lumbal, tetapi juga memiliki implikasi praktis bagi pengrajin batik dan masyarakat luas.
 Peningkatan fleksibilitas lumbal diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas kerja serta mengurangi angka kejadian nyeri punggung rendah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Adityasiwi et al., 2021).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain randomized pre and post-test untuk mengevaluasi efektivitas Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) dibandingkan dengan static stretching dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pengrajin batik. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang pengrajin batik yang dipilih secara acak dan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I mendapatkan intervensi latihan DNS, sedangkan Kelompok II menjalani program static stretching.
Pelatihan untuk masing-masing kelompok dilakukan dua kali seminggu selama empat minggu, dengan tujuan untuk memastikan peningkatan yang signifikan dalam fleksibilitas lumbal. Sebelum dan sesudah periode pelatihan, pengukuran fleksibilitas lumbal dilakukan menggunakan modified-modified Schoober test (MMST), yang merupakan metode yang telah terbukti efektif untuk menilai sejauh mana fleksibilitas tubuh bagian bawah, khususnya daerah lumbal.
Analisis data difokuskan pada perbandingan hasil pre-test dan post-test antara kedua kelompok. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan efek dari kedua metode intervensi tersebut terhadap peningkatan fleksibilitas lumbal, serta untuk memahami kontribusi DNS dalam rehabilitasi fisik pengrajin batik yang sering mengalami masalah muskuloskeletal.Â