Meskipun memiliki potensi besar, penggunaan media untuk mempromosikan moderasi beragama tidak bebas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran hoaks dan disinformasi yang sering kali menyangkut isu agama. Hoaks semacam ini dapat menyebar dengan cepat melalui media sosial, menciptakan ketegangan di masyarakat. Untuk mengatasi ini, media perlu proaktif dalam memverifikasi fakta dan meluruskan informasi yang salah.
Selain itu, polarisasi di media sosial juga menjadi hambatan. Algoritma media sosial cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, sehingga memperkuat polarisasi di masyarakat. Dalam konteks ini, media harus berusaha untuk menyajikan konten yang inklusif dan mendorong dialog. Dr. Ngabalin menekankan bahwa literasi digital adalah kunci untuk menghadapi tantangan ini. Beliau percaya bahwa media harus mendukung kampanye literasi digital yang membantu masyarakat mengenali informasi valid dan melawan disinformasi.
Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin tentang Media dan Moderasi Beragama
Dr. Ngabalin melihat media sebagai alat yang sangat penting dalam mempromosikan moderasi beragama. Beliau sering menyatakan bahwa media harus dimanfaatkan untuk menciptakan ruang dialog yang inklusif, memungkinkan berbagai kelompok agama untuk berbicara, berbagi, dan belajar satu sama lain. Dalam pandangannya, media tidak hanya bertugas menyebarkan informasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk membangun kerukunan di masyarakat.
Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara media dan pemimpin agama dalam menyampaikan pesan-pesan damai. Pemimpin agama yang moderat dapat membantu memperkuat narasi toleransi yang disampaikan melalui media, memastikan bahwa pesan tersebut sampai kepada semua kalangan. Dr. Ngabalin percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, media dapat menjadi agen perubahan yang membantu menciptakan masyarakat yang lebih damai dan harmonis.
Media memiliki peran strategis dalam memperkuat moderasi beragama dan mendorong harmoni di tengah keberagaman masyarakat. Dengan menyebarkan narasi positif, melawan disinformasi, dan mempromosikan dialog antaragama, media dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan damai.
Dr. Ali Mochtar Ngabalin, melalui pandangan dan kontribusinya, memberikan pedoman penting tentang bagaimana media dapat dimanfaatkan untuk memperkuat moderasi beragama. Beliau menegaskan bahwa media adalah alat yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan damai dan mencegah konflik. Dengan kolaborasi yang baik antara media, pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, moderasi beragama dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk menciptakan masa depan yang harmonis bagi Indonesia. Melalui pemanfaatan media yang tepat, kita dapat melawan narasi ekstrem dan memperkuat pesan damai antarumat beragama.
Penulis: Dian Purwanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H