kebaikan lainnya semakin marak di media sosial. Banyak influencer, selebriti, maupun individu biasa yang membagikan momen mereka saat memberi bantuan kepada orang lain.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, tren berbagi uang, hadiah, makanan dan berbagai bentukKonten semacam ini kerap mendapatkan respon positif berupa pujian, likes dan komentar yang mendukung. Namun, muncul pula perdebatan mengenai tujuan di balik konten berbagi ini. Apakah ini murni aksi sosial atau justru menjadi ajang pencitraan semata?
Salah satu dampak positif dari konten berbagi di media sosial adalah kemampuannya untuk menginspirasi banyak orang. Melihat orang lain melakukan kebaikan memang bisa memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam aksi sosial baik dalam bentuk sederhana seperti memberi kamanan kepada mereka yang membutuhkan maupun dalam skala yang lebih besar.Â
Selain itu, bantuan yang diberikan dalam konten-konten ini memang benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan. Tak jarang banyak orang yang terbantu secara langsung berkat aksi berbagi yang di publikasikan ini.Â
Di sisi lain, tren ini juga meningkatkan kesadaran sosial masyarakat. Isu-isu seperti kemiskinan, ketidakadilan dan kesenjangan sosial menjadi lebih terlihat dan mendapatkan perhatian lebih luas dari masyarakat.Â
Namun tidak semua orang melihat fenomena ini dari sisi positif. Ada kritik yang menyebut bahwa motivasi di balik aksi berbagi ini patut dipertanyakan. Beberapa pihak berpendapat bahwa aksi berbagi ini tidak selalu dilandasi niat tulus, melainkan lebih untuk meningkatkan engagement atau popularitas akun si pembuat konten.Â
Hal ini menimbulkan perdebatan mengenai apakah konten berbagi benar-benar dilakukan demi kebaikan atau sekedar strategi untuk mendapatkan perhatian lebih di media sosial.Â
Selain itu, ada juga permasalahan terkait privasi dan martabat si penerima bantuan. Tidak semua orang merasa nyaman saat momen mereka menerima uang atau makanan direkam atau di publikasikan. Dalam beberapa kasus hal ini justru membuat mereka merasa dipermalukan atau kehilangan harga diri.Â
Dampak jangka panjang dari tren ini juga menjadi perbincangan. Bantuan jika sekali-kali memang bisa bermanfaat, tetapi tanpa adanya solusi berkelanjutan, efeknya bisa bersifat sementara. Banyak kritikus menyarankan agar aksi berbagi lebih diarahkan ke program pemberdayaan yang dapat membantu penerima bantuan dalam jangka panjang.Â
Dengan cara ini, mereka bisa lebih mandiri dan tidak hanya bergantung pada bantuan sesaat yang diberikan melalui konten berbagi di media sosial.Â
Kesimpulannya, konten berbagi di media sosial memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi, tren ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang serta meningkatkan kesadaran sosial terhadap berbagai isu yang ada. Namun di sisi lain, ada resiko eksploitasi dan pencitraan yang perlu diperhatikan.Â