Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata “Manusia Purba” ? Sebagian pasti membayangkan sosok manusia purba mirip seperti kera atau sejenisnya bukan. Atau mungkin Anda belum memiliki gambaran pasti mengenai sosok manusia purba seutuhnya. Untuk itu mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran tentu menjadi pilihan yang tepat. Museum Sangiran adalah salah satu museum arkeologi terlengkap di Asia, awal mula keberadaan museum ini dari seorang ahli arkeologi berkebangsaan jerman Von Konigswald, yang tertarik dengan sisa fosil manusia purba yang membatu di kawasan sangiran. Memulai penelitian pada awal tahu 1930 dengan menyelidiki fosil manusia purba yang berada di desa krikilan, dengan tujuan pengumpulan sisa tulang belulang baik dari manusia purba, hewan purba dan tumbuhan zaman purba serta berlanjut hingga pada tahun 1970 an. Semua fosil tersebut dikumpulan pada sebuah tempat di Desa Krikilan sehingga terpikirlah oleh peneliti untuk membuat sebuah museum arkeologi tepatnya pada awal tahun 1980 an.
Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km dari Kota Solo). Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan manusia masa lampau karena situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di dunia yang diakui oleh UNESCO. Luasnya mencapai 56 kilometer persegi yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Gondangrejo.
Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah iniliah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk nampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain. Dalam lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba.
Sampai saat ini, Situs Manusia Purbakala Sangiran masih menyimpan banyak misteri yang perlu untuk diungkap. Sebanyak 50 individu fosil manusia Homo Erectus yang ditemukan. Jumlah ini mewakili 65% dari fosil Homo Erectus yang ditemukan di seluruh Indonesia atau sekitar 50% dari populasi Homo Erectus di dunia. Keseluruhan fosil yang ditemukan sampai saat ini adalah sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboraturium Paleoanthropologi Yogyakarta. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Berdasarkan hasil tersebut, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat Peringatan ke-20 tahun di Marida, Meksiko.
Di kawasan Museum Purbakala Sangiran telah dilengkapi sarana dan prasarana kepariwisataan seperti Menara Pandang, Homestay, Audio Visual, Guide, Taman Bermain, Souvenir Shop dan Fasilitas Mini Car yang dapat digunakan pada wisatawan untuk berkeliling di Situs Sangiran. Museum Purbakala Sangiran dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi, bus pariwisata maupun angkutan umum. Bagi Anda yang masih penasaran dengan sosok “Manusia Purba” dan kehidupan masa lampaunya, yuk kunjungi Museum Sangiran, selain menambah wawasan pengetahuan, kita juga disuguhi pemandangan menarik lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H