Mohon tunggu...
Dian Nurhaeni
Dian Nurhaeni Mohon Tunggu... Penulis - @diiannur_

Tulislah apa yang kamu rasakan dan kamu pikirkan jika dengan menulis membuat perasaanmu senang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Singkat dan Peran Paguyuban Pasundan

28 Desember 2024   18:59 Diperbarui: 28 Desember 2024   18:59 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Paguyuban Pasundan merupakan organisasi yang didirikan sejak tahun 1913 yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial di tanah jajahan untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajahan Belanda. Paguyuban Pasundan dibentuk oleh delapan murid di STOVIA yang dipengaruhi oleh organisasi Budi Utomo. Pada awalnya, pemuda tersebut sering berkumpul untuk membahas hal yang berkaitan dengan budaya Sunda. Kemudian, pemuda tersebut memiliki pemikiran bahwa harus membentuk organisasi untuk orang Sunda seperti Budi Utomo. Setelah adanya beberapa kali pertemuan, organisasi Paguyuban Pasundan didirikan dengan menunjuk D.K. Ardiwinata sebagai ketuanya.

Berdirinya organisasi Paguyuban Pasundan memiliki tujuan untuk memajukan budaya dan bahasa Sunda, ilmu pengetahuan dari bahasa Belanda, berpartisipasi aktif dalam pengembangan pengetahuan orang Sunda, dan tidak terlibat dalam pemerintahan negara (Maulidan, 2024). Paguyuban Pasundan bergerak untuk membantu menyejahterakan masyarakat Sunda serta memberantas kemiskinan dan kebodohan. Atas dasar tujuan tersebut, Paguyuban Pasundan memiliki beberapa unit organisasi di bawahnya, yaitu Yayasan Kesejahteraan, Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Yayasan Pendidikan Tinggi. Sampai saat ini, Paguyuban Pasundan memiliki banyak lembaha pendidikan yang dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Organisasi ini pun memiliki unit bisnis yang dapat membantu menyejahterakan masyarakat sekitar.

Organisasi Paguyuban Pasundan memilki peran yang cukup penting dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Organisasi ini memiliki peran dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Di bidang politik, Paguyuban Pasundan berperan dalam kegiatan dewan-dewan, baik di tingkat lokal maupun di tingkat nasional. Tahun 1931, Paguyuban Pasundan dilibatkan dalam bidang politik untuk memperoleh kursi dewan kabupaten dan provinsi. Pergerakan politik ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan budaya (Maulidan, 2024). Sementara itu, peran Paguyuban Pasundan di bidang ekonomi terbagi ke dalam dua kegiatan, yaitu bank dan koperasi. Tujuan didirikan kedua hal tersebut untuk mengelola keuangan Paguyuban Pasundan dan memberikan bantuan kepada anggota dalam hal ekonomi.

Selain bergerak di bidang politik dan ekonomi, Paguyuban Pasundan pun memiliki peran dalam bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan mendirikan sekolah di berbagai daerah pada masa kepemimpinan Otto Iskandar Dinata. Sekolah didirikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena cara untuk melawan penjajah adalah dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Terbukti hingga saat ini, Paguyuban Pasundan menaungi banyak lembaga pendidikan yang telah mencetak ribuan lulusan, salah satunya adalah Universitas Pasundan sebagai lembaga pendidikan tinggi dan menjadi salah satu pelopor pendidikan di Jawa Barat.

Meskipun organisasi Paguyuban Pasundan didirikan oleh masyarakat Sunda dan mewadahi orang Sunda, tetapi organisasi ini dapat memiliki dampak yang cukup besar untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak dampak positif yang diberikan oleh Paguyuban Pasundan untuk kehidupan masyarakat karena tidak hanya bergerak di satu bidang saja. Selama ini, masyarakat mengetahui bahwa Paguyuban Pasundan adalah organisasi kebudayaan dan tentunya bergerak di bidang sosial, budaya, dan pendidikan. Akan tetapi, Paguyuban Pasundan lebih dari itu. Paguyuban Pasundan dapat menjadi salah satu organisasi yang memiliki peran kompleks dalam masyarakat.

Referensi:

Maulidan, Aldi C. (2024). History of Pagoejoeban Pasoendan (1913---1942). Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora, 8 (1).

oleh Dian Nurhaeni
PPG Calon Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia
Universitas Pasundan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun