Mohon tunggu...
Dian Nurhaeni
Dian Nurhaeni Mohon Tunggu... Penulis - @diiannur_

Tulislah apa yang kamu rasakan dan kamu pikirkan jika dengan menulis membuat perasaanmu senang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rendahnya Minat Baca di Indonesia

2 Februari 2020   14:40 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:19 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang terbilang sangat positif. Bagaimana tidak, membaca bisa meningkatkan pengetahuan serta dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Bisa jadi kegiatan membaca merupakan salah satu hobi dari sebagian orang. Mereka yang hobi membaca adalah yang mempunyai minat tinggi untuk membaca.


Minat baca bisa dikatakan keinginan seseorang untuk membaca buku. Baik itu buku pelajaran, novel, petualangan, cerita pendek, komik, bahkan koran. Namun sangat disayangkan, minat baca di Indonesia sangat rendah. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat Indonesia bukanlah membaca. Hanya sebagian kecil dari mereka yang senang terhadap buku.


Meskipun di Indonesia terdapat banyak perpustakaan, mulai dari perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah, bahkan sampai perpustakaan nasional, tetapi kebiasaan membaca dari masyarakat khususnya para pelajar sangat minim. Kebanyakan dari mereka kurang menyentuh buku, melainkan menyentuh gadget. Jangankan mereka yang tidak sekolah, ada kalanya yang sekolah pun jarang sekali membaca jika tidak disuruh oleh gurunya. Sekalipun mereka adalah pelajar atau mahasiswa yang terbiasa berhadapan dengan buku, namun lihatlah betapa jarangnya mereka membaca lembaran-lembaran yang katanya sumber ilmu itu. Apalagi di zaman milenial ini, pelajar dan mahasiswa sekalipun masih tergantung dengan dunia globalisasi. Banyak diantara mereka yang bergelut dengan sosial media, baik itu browsing, chatting dengan teman, atau hanya sekedar membaca status Whatsapp saja.


Tak hanya dari masyarakat yang kebiasaannya tidak berhadapan dengan buku, mereka yang menjadi pengelola perpustakaan juga kurang mengadakan sosialisasi. Bagaimana masyarakat tertarik membaca jika melakukan sosialisasi saja tidak. Pengenalan kebiasaan tentang membaca setidaknya dapat membuat mereka sadar bahwa dengan membaca, kosa kata mereka akan bertambah. Rendahnya minat membaca juga bisa disebabkan karena kurangnya buku yang menarik untuk dibaca. Di perpustakaan sekolah misalnya, sangat jarang ditemukan buku yang menarik untuk dibaca.


Berbagai solusi yang dapat dilakukan salah satunya adalah mengubah kebiasaan. Ubahlah kebiasaan kita untuk membaca buku minimal lima lembar dalam sehari. Pengelola perpustakaan juga harus menyadari bahwa kebiasaan membaca itu harus diterapkan. Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi. Berikan pemaparan secara jelas agar masyarakat tertarik untuk membaca. Selain itu, buat perpustakaan sebagai tempat yang nyaman ketika dikunjungi dan perbanyaklah koleksi buku-buku yang menarik, baik itu buku pelajaran, novel, maupun buku petualangan.


Kesadaran akan pentingnya membaca datang dari diri sendiri. Apabila diri kita menganggap membaca adalah hal yang sepele, rusaklah mindset kita. Karena apapun itu, berawal dari membaca. Kita bisa mendapatkan informasi dari membaca, kita akan lebih berwawasan dari membaca, dan kita akan cerdas berawal dari membaca. Maka, ubahlah mindset kita tentang membaca. Katakanlah pada diri sendiri bahwa membaca merupakan hal yang penting. Bukankah fungsinya buku adalah jendela ilmu? Jika kita tidak menerapkan makna itu dalam kehidupan, masih berlaku kah pepatah itu ?


Rendahnya minat baca disebabkan karena kurangnya masyarakat yang berperan dalam hal membaca. Minat baca yang tinggi berawal dari kebiasaan membaca buku. Jika kebiasaan masyarakat Indonesia adalah membaca buku, Indonesia tidak akan menjadi negara dengan peringkat minat baca yang rendah. Kebiasaan membaca ini akan menentukan kualitas seseorang. Dengan seringnya membaca, wawasan akan bertambah sehingga orang yang senang membaca dapat dikatakan sebagai orang cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun