Â
- Anyer di Masa Kolonial Belanda
Pada masa kolonial Belanda, Anyer memiliki peran strategis sebagai pintu masuk penting bagi pelayaran dan perdagangan. Letaknya yang berada di pesisir barat Pulau Jawa menjadikan kawasan ini jalur utama menuju kawasan Hindia Belanda.
Salah satu peninggalan penting dari masa ini adalah Mercusuar Cikoneng, yang dibangun pada tahun 1885. Mercusuar ini didirikan setelah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, sebagai bagian dari upaya Belanda untuk memulihkan navigasi laut di Selat Sunda yang terganggu akibat tsunami besar yang diakibatkan oleh letusan tersebut. Hingga kini, Mercusuar Cikoneng menjadi simbol sejarah dan salah satu daya tarik wisata di Anyer.
- Letusan Gunung Krakatau dan Dampaknya pada Anyer
Sejarah Pantai Anyer tidak dapat dipisahkan dari peristiwa besar letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan dahsyat ini menciptakan gelombang tsunami yang menghancurkan banyak wilayah di sekitar Selat Sunda, termasuk Pantai Anyer.
Banyak permukiman di sepanjang pesisir hancur, dan ribuan nyawa melayang akibat bencana ini. Kejadian ini meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah kawasan tersebut. Setelah bencana, Pantai Anyer perlahan-lahan bangkit kembali, dengan pembangunan infrastruktur seperti mercusuar dan jalur transportasi yang menghubungkan Anyer dengan kota-kota lain di Jawa.
- Jalan Raya Pos (De Grote Postweg)
Pantai Anyer juga berperan penting dalam sejarah pembangunan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg), sebuah jalan raya yang membentang dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur. Jalan ini dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada awal abad ke-19, sebagai bagian dari upaya memperkuat pertahanan dan komunikasi di wilayah Hindia Belanda.
Jalan Raya Pos menjadi jalur transportasi utama yang menghubungkan Anyer dengan pusat-pusat ekonomi di Pulau Jawa. Keberadaan jalan ini juga membantu memperkenalkan Anyer sebagai kawasan strategis yang ramai dikunjungi.
- Anyer Sebagai Destinasi Wisata