Sudah menjadi sebuah rahasia umum utamanya di kalangan pemercaya teori konspirasi bahwa media merupakan salah satu alat propaganda yang efektif dalam penyebaran berbagai bentuk ideologi oleh kelompok tertentu di masyarakat. Teori konspirasi sendiri merupakan suatu teori yang meyakini bahwa segala sesuatu (kekacauan) yang terjadi di muka bumi ini pastilah terjadi melalui sebuah skenario besar yang melibatkan kerahasiaan tingkat tinggi dari para pelakunya. Umumnya seputar dinamika politik, sosial, atau sejarah.Â
Kebanyakan hipotesa-hipotesa yang berdasarkan pada teori ini begitu sulit dibuktikan. Persoalan yang sebenarnya dapat dijelaskan secara sederhana bisa menjadi amat rumit bila dibedah lewat teori konspirasi. Namun tidak dapat disangkal keberadaan teori ini membuat  beberapa hal yang masih misteri menjadi terdengar masuk akal.Â
Salah satu contoh konspirasi terbesar paling terkenal yang berhasil dikuak tentu saja kasus Skandal Watergate pada tahun 70-an. Saat itu publik Amerika dan dunia begitu terguncang. Peristiwa yang awalnya terlihat sebagai aksi pencurian biasa ternyata mengungkapkan serangkaian kegiatan illegal yang bermuara pada orang-orang Gedung Putih. Skandal ini berujung pada pengunduran diri presiden berkuasa ketika itu, Richard Nixon. Lanjut. Atas kesadaran akan fungsi media inilah, kelompok-kelompok tertentu yang berkepentingan menyelipkan sajian-sajian yang  terkait dengan dengan materi yang ingin mereka sebarluaskan. Kasat mata atau tidak, terang-terangan ataupun terselubung, salah satunya melalui film.Â
Banyak film, utamanya garapan Hollywood yang bisa dijadikan referensi atas bentuk-bentuk konspirasi. Contoh paling terkenal akhir-akhir ini adalah film Sherlock Holmes (2009) garapan Guy Ritchie. Film yang menduetkan pasangan Robert Downey Jr dan Jude Law sebagai Sherlock Holmes dan Dr. John Watson itu disebut-sebut sangat kental dengan muatan ritus Illuminati-Kabbalah dan sarat dengan aroma konspirasi global Freemason. Saya sendiri sebenarnya percaya tidak percaya akan hal ini. Namun kalau boleh secara pribadi saya coba jelaskan, adanya hal ini tentu karena konteks kedekatan kultural orang barat. Mereka disana lebih akrab dengan sihir ala kabbalah dibandingkan dengan sihir model santet ala Indonesia. Kedekatan kultural ini yang membuat para sineas lebih mereferensikan kegiatan-kegiatan sihir pada ritus-ritus ala yahudi yang demikian. Tentu saja seandainya film Sherlock Holmes tadi digarap dalam konteks kultur adat budaya timur, serangkaian ritus yang tadinya bersifat kebarat-baratan (baca: yahudi) akan jadi bersifat ketimuran. Gampangnya, tokoh Lord Blakwood disana akan digantikan perannya oleh tokoh mbah dukun. LOL.
Rasionalisasi macam demikian sangat mudah sebenarnya. Dan secara gamblang dapat menjelaskan hal-hal yang sifatnya konspiratif menjadi begitu sederhana. Namun apalah daya, mereka yang sudah basah menganut teori konspirasi akan secara paranoid menemukan persekongkolan kapanpun dimanapun. Bukan berarti segala persekongkolan itu tidak mungkin, persekongkolan itu selalu mungkin. Namun dalam hal ini lebih kepada kemampuan seseorang menyaring, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang  ia peroleh. Bukannya malah menjadi seorang maniak konspirasi.
Dalam tema film-film yang bersettingkan kehidupan masa lampau memang penjelasan yang demikian mudah sekali saya rasionalisasikan. Namun tidak demikian halnya dengan film-film bertemakan fantasi sci-fi (bukan fantasi saja) yang notabenenya begitu rasional dan ilmiah.Â
Beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri berselancar di internet. Mencari adakah seseorang diluar sana yang  menyempatkan diri mendokumentasikan hal tsb (tentang sisipan-sisipan dalam film). Ada ternyata. Namun bukan bermaksud menyalahkan tapi setelah saya baca beberapa membuatnya terlihat jadi terlalu konspiratif, terlalu mengait-ngaitkan, dan rasanya memaksakan adanya simbol-simbol tersebut (sengaja tidak saya sebutkan simbol-simbolnya biar pembaca yang menilai sendiri). Oleh karena itu disini saya mencoba menambahkan informasi yang barangkali belum didokumentasikan oleh 'tetangga sebelah' tadi. Hal-hal yang saya sebutkan ini sebenarnya secara pribadi lebih masuk akal dan yang sifatnya kasatmata namun luput diperhatikan. Hanya dilihat namun tidak diperhatikan. Atau mungkin juga saya-lah justru yang mengada-ada. Maka disini kesemuanya saya kembalikan kepada pembaca.
1. Adegan Loki membunuh seseorang pada acara jamuan
Saya belum mendapatkan capture image untuk adegan ini berikut scene interiornya. Namun buat anda yang sudah menonton filmnya, barangkali ingat dengan adegan ini. Dimana Loki mendatangi suatu acara jamuan di Stuttgart, Jerman sementara Clint Barton menunggunya untuk membuka kunci simpanan iridium yang dibutuhkan untuk menstabilkan Tesseract. Pada jamuan itu secara sadis Loki membunuh seorang dari hadirin dengan cara menusuk matanya. Padahal yang ia butuhnya hanya copy retinanya saja. Masih ingatkah anda dengan adegan itu? Dimana terjadinya? Lebih tepatnya posisi orang tsb saat terbunuh?Â
Jawabannya adalah diatas suatu meja jamuan yang ujungnya berbentuk hewan mamalia bertanduk. Entahlah, saya tidak yakin pasti, namun kalau ini sisipan terselubung tentu dapat diduga adegan ini sama halnya dengan yang ada pada film Sherlock Holmes yakni ritual pengorbanan dalam praktik sihir pengikut Kabbalah. Sedangkan kepala bertanduk tadi seperti merefleksikan kepala Baphomet, seekor kambing yang disembah dan sangat dikultuskan, yang merupakan simbol utama bagi para pengikut gereja setan.
Lain halnya dengan pengambilan retina dengan cara menusuk mata. Kepercayaan terkait yahudi (termasuk persaudaraan mason dan illuminati) sangat akrab dengan simbol mata satu yang dianggap sebagai sang dewa matahari. Pertanyaannya, kalau hal-hal itu tidak disengaja lalu buat apa ada meja pualam konyol berbentuk kepala kambing disana? Begitu kontras dengan dekorasinya.