Beberapa dari tanaman lokal yang diperoleh merupakan tanaman perintis (pioneer) dimana tumbuh alami tanpa ditanam, adaptif pada lingkungan sedikit hara dan cenderung masih dapat tumbeuh baik pada bekas paparan logam, mineral radioaktif, batuan dan sebagainya. Tanaman perintis yang ditemukan diantaranya Paku-Pakuan, Pohon Kelayu hitam, Pohon Kayu Musang, Kanderi, Nyamplung, Asam Kandis dan sebagainya.
Dilansir dari esdm.go.id pada 12/8/2018, tempat lain di Indonesia yang juga terlebih dahulu melakukan transformasi lahan tambang menjadi hutan konservasi dan hutan lindung di Kabupaten Balangan dan kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tempat tersebut bersinergi berbagai tanaman lokal dan fauna bekantan serta burung. Untuk tanaman yang ditanam di lahan bekas tambang tersebut dikelompokkan beberapa jenis cover crops (rerumputan), fast growing, dan sisipan. Fast growing yang tumbuh diantaranya Sengon, Pinus, Eucalyptus, Acasia crassicarpa, Pulai, Alaban, Sungkai, Ketapang, Lamtoro, Trembesi, Kaliandra merah, Kaliandra putih, Cassia sp. Sedangkan tanaman sisipan berupa Ulin, Gaharu, Bayur, Shorea leprosula, S. parvifolia, S. parvistipulata, S. balangeran, Kapur, Keruing, Mahang, Mersawa, dan Bengkiray. Tanaman yang ditanam menyesuaikan kondisi lahan setempat bekas penambangan.
Berita baik pembangunan Taman Kehati ini menjadi pelengkap ekowisata di daerah setempat. Memberi peluang geliat ekonomi kreatif masyarakat setempat dan penerapan pembangunan sektor wisata berkelanjutan. Taman Kehati Emil Salim di Sawahlunto akan menambah daftar jumlah Taman Kehati yang telah ada di Indonesia. Belum terlalu banyak ada, namun sekecil apapun usaha melestarikan alam harus kita dukung.
Referensi
satu, dua, tiga, empat, lima dan enam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI