Laut dalam tidak dijangkau langsung oleh sinar matahari. Oleh sebab itu, energi bagi kelangsungan siklus kehidupan diperoleh dari sintesis kimia molekul di ekosistem itu sendiri. Dalam rantai makanan, Ikan Siput memakan Krustasea berukuran kecil.
***
Selain Ikan Siput, bagaimana dengan mikrobioma (mikroba) penghuni ekosistem laut dalam? Jurnal Microbiology Spectrum, memuat artikel mengenai hasil identifikasi jenis mikroba yang mendiami lapisan sedimen Palung Mariana. Dominan beberapa marga yang berhasil diidentifikasi diantaranya Nitrosopumilus (46,1 hingga 82,0%), Nitrosoarchaeum (6,7 hingga 20,2%), dan Nitrosotenuis (2,8 hingga 12,2%), sedangkan Euryarchaeota didominasi oleh Methanosarcina (0,9 hingga 1,9%).
Kelimpahan relatif Nitrosopumilus menurun dengan bertambahnya kedalaman sedimen, sedangkan kecenderungan sebaliknya terjadi pada Nitrosoarchaeum dan Nitrosotenuis, karena lebih banyak ditemukan di lapisan dalam.
Seperti disampaikan di atas kondisi pada palung cenderung ekstrim pada tekanan tinggi. Mikroba tertentu saja yang tahan kondisi ekstrim begini. Dalam menjalankan peran sebagai pengurai, bahan organik maupun anorganik demi keberlanjutan siklus air.
Mengingat laut dengan banyak fungsi strategisnya bagi kehidupan manusia. Pun dengan berbagai seluk beluk keanekaragaman sumber daya di dalamnya.Â
Manusia, sebagai pemimpin bagi zat lain di muka bumi. Hendaknya menahan diri untuk semakin banyak berbuat kerusakan.
Hanya dua komponen jejaring makanan dalam ulasan ini yang penulis bahas, antara ikan-mikroba dan lingkungan abiotiknya. Sungguh amat terbatas pikiran penulis. Terima kasih sudah membaca. Salam.
***
Selengkapnya bacaan merujuk pada satu, dua, tiga, empat, lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H