Setelah mengulas kearifan lokal Khanduri Apam di sini, penulis kembali akan mengulas tradisi kebudayaan Khanduri Laot di Aceh. Sama hal nya dengan kenduri lainnya, Khanduri laot dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas rezeki yang telah diberikan Tuhan yang Maha Kuasa. Terlebih hasil melimpah sumber daya laut kepada nelayan.
Rangkaian kegiatan Khanduri Laot terdiri dari doa dan makan bersama serta santunan anak yatim. Kegiatan ini telah dilakukan turun temurun dari nenek moyang orang Aceh dan lestari hingga kini. Sejak tahun 2018 acara ini dirangkaikan dengan Sabang Marine Festival.
Santapan khas pada gelaran ini yakni kuah Beulangong, hidangan pendamping lainnya biasanya disesuaikan dengan komoditi laut identik pada masing-masing daerah di Aceh tempat dilaksanakan kenduri laut.
Tempo lalu penulis pernah mengulas gelaran Sabang Marine Festival 2023. Pada hari ini 19/3/2023 merupakan hari terakhir pelaksaan kegiatan. Gelaran ditutup dengan prosesi Khanduri Laot. Kemeriahan acara dapat pembaca simak pada link di bawah ini.
Pada saat Khanduri laot berlangsung nelayan tidak diperbolehkan pergi beraktivitas melaut biasanya selama 3 hari. Demikian pula dengan aktivitas rekreasi memancing ikan, tidak diperkenankan dilakukan selama hari yang telah ditentukan.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang di Sabang memiliki 12 Panglima Laot dan 1 Panglima Danau. Panglima Laot diangkat oleh lembaga adat dengan tugas utama berkisar pengelolaan lingkungan laut.
Kegiatan kenduri dilakukan dalam rangkaian acara SMF 2023 agar kegiatan ini terkoordinir dan tidak dilakukan sendiri-sendiri. Pemusatan kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar tidak banyak waktu yang terbuang karena nelayan tidak diperbolehkan melaut.
Kearifan lokal ini tidak hanya dinikmati oleh penduduk lokal namun juga menjadi hal yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
Dari sisi fungsi ekologis, kegiatan pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir tidak boleh menimbulkan kerusakan pada fishing, spawning dan nursery ground ikan. Terlebih lagi pada ekosistem pesisir terdapat hutan bakau, terumbu karang, dan padang lamun.
Selama 3 hari nelayan tidak melaut memberikan kesempatan kepada komponen laut dan pesisir untuk melakukan regenerasi. Sehingga fungsi ekologis tetap terjaga.
Kearifan lokal selalu menarik untuk kita simak. Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H