Hobi yang sama dapat menyatukan beberapa orang dalam sebuah wadah kesenangan yang sama. Adalah Mbak Arti Jorgenson, seorang Indonesia yang sekarang tinggal di Alaska, Amerika Serikat. Memiliki hobi membuat roti maupun kue berbahan sourdough.
Sourdough dipelihara dan dikembangbiakkan untuk menghasilkan kualitas roti yang selalu dinikmati bersama oleh keluarganya.
Bukan hanya roti Eropa yang cenderung bertekstur agak keras saja yang pernah dibuatnya, namun kue tradisional Indonesia seperti Panada, Bolen, Bakwan sayur, Martabak manis, Apem, Pukis, dan sebagainya juga pernah dicobanya. Selain itu Mbak Arti juga membuat penganan kue tradisional dan mancanegara kemudian memposting lengkap dengan resep dalam dua bahasa.
Mbak Arti dan penggiat sourdough lain meyakini bahwa penambahan starter ini memberikan kemudahan penyerapan makanan karena sudah terlebih dahulu bahan dimetabolisme oleh mikroba.
Keuntungan tambahan lainnya, senyawa antioksidan yang dihasilkan (sudah terlebih dahulu diproduksi) dapat menghambat beberapa bakteri patogen dalam tubuh. Meskipun parabiotik dalam makanan sudah mati karena pengolahan/pemanggangan/penggorengan.
Selengkapanya tentang parabiotik bisa cari tahu pada artikel terdahulu saya di sini.
Rutin memberi makan starter
Berbekal starter yang kerap diregenerasi, telah banyak kreasi bakery yang diciptakan. Aktivitas memberi makan sourdough induk dilakukan setiap hari. Tujuannya menjaga kualitas starter sourdough yang akan dipakai available dan tidak terlalu asam ketika dicampur dengan bahan kue lainnya.
Menurutnya, roti apapun yang dibuat dengan starter sehat menjadi hal mutlak. Sebaliknya, sebagus apapun resepnya jika starternya tidak sehat maka dapat dipastikan hasilnya tidak maksimal.
Starter diberi makan untuk mengoptimalkan fungsi dalam mengembangkan adonan. Meskipun starter tidak mati dalam waktu cepat, namun roti akan menjadi berkualitas jika dirawat dengan rutin.