Mohon tunggu...
Pendidikan

Mengubah Paradigma PPK dan Literasi Bukan Sebagai Kebiasaan Baik dan Budaya Baca Tulis Saja

8 Maret 2019   21:34 Diperbarui: 8 Maret 2019   22:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Oleh Diannita Ayu Kurniasih,S.Pd.SD.

 

Literasi=baca tulis?

Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan, mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik.

Kegiatan yang dilakukan dalam gerakan literasi sebenarnya bukan hanya sebatas baca dan tulis, namun lebih luas lagi. Pengembangan literasi tersebut meliputi literasi sains, kewargaan, digital, numerasi, dan finansial. Kemampuan dasar literasi bertujuan membekali siswa untuk menghadapi tuntutan abad 21, diantaranya adalah kemampuan untuk berkomunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, dan kreatif. Kemampuan literasi ini berkaitan erat dengan penguatan pendidikan karakter (PPK). Kemampuan literasi akan menumbuhkan karakter, demikian pula karakter yang telah membudaya dapat mendukung ketercapaian tujuan gerakan literasi nasional.

Inti dari kegiatan PPK dan literasi adalah pembiasaan bagi siswa untuk menumbuhkan budaya baik yang akan membentuk karakter siswa. Dimulai dari pengenalan konsep dasar mengenai PPK dan literasi yang diberikan kepada pendidik diharapkan pembiasaan untuk melaksanakan PPK berbasis literasi dapat terlaksana dan pada akhirnya dapat membudaya. Sepertinya sederhana, namun kenyataan di lapangan, tidak semua pendidik mendapatkan kesempatan untuk memeroleh pengetahuan mengenai PPK dan literasi. Pengetahuan dasar yang dimiliki pendidik masih terbatas pada pengetahuan bahwa PPK adalah pembiasaan baik yang harus dilakukan siswa sedangkan literasi adalah pembiasaan baca tulis. Pengetahuan seperti ini hendaknya perlu diluruskan bahwa PPK tidak hanya terbatas pada pembiasaan, namun juga harus ditargetkan untuk bisa membudaya, sedangkan literasi juga harus diperkenalkan bukan hanya sebagai kebiasaan membaca dan menulis, namun juga berkembang menjadi literasi yang lain.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk menerapkan PPK berbasis literasi dimulai dari lingkungan terdekat yaitu sekolah tempat penulis mengajar. Awal dari kegiatan ini penulis lakukan di lingkungan kelas penulis yaitu kelas VB SD Negeri 2 Sukorejo. Melalui awal yang sederhana ini, diharapkan kelas dan lebih jauh lagi, budaya ini dapat menyebar ke sekolah lain dalam lingkup KKG sebagai wadah untuk berbagi dengan pendidik yang lain.

Langkah-langkah ini yang dapat di lakukan untuk mengubah paradigma PPK bukan hanya kebiasaan baik namun menjadi budaya baik, dan  literasi bukan hanya terkait dengan membaca dan menulis namun lebih pada bagaimana menggabungkan PPK dan Literasi menjadi satu kesatuan budaya yang menyatu di sekolah. Dan pada akhirnya terinternalisasi dalam sikap hidup siswa dan pendidik sehari-hari.

Yel-yel Sebagai Wadah Penjenamaan

Motivasi merupakan awal pengenalan hal baru yang akan dilakukan, termasuk untuk membudayakan PPK berbasis literasi di kelas. Dalam lingkup yang sederhana ini, hal kecil namun berdampak besar akan segera dimulai. Warga kelas diajak untuk membuat yel-yel yang merupakan motivasi dan kesepakatan yang disetujui oleh seluruh warga kelas. Yel-yel yang kami sepakati adalah Hebat, Kompak, Semangat, Bisa. Dalam empat kata ajaib tersebut, nilai PPK yang dimunculkan adalah mandiri, gotong royong, nasionalis, dan integritas. Tugas guru di kelas tidak hanya menyuruh dan mengikuti siswa dalam melakukan yel-yel yang telah disepakati, namun guru juga berkewajiban untuk selalu mendorong siswa bersikap sesuai dengan yel-yel yang disepakati bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun