Mohon tunggu...
Dian Nisa Anna Rahmayani
Dian Nisa Anna Rahmayani Mohon Tunggu... -

Istri dari suami yang doyan jalan-jalan dan tertarik pada arkeologi. Dunia yang sama menyatukan kami. Seorang "yang ngakunya" arkeolog. Sedang belajar tentang dunia paleoantropologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikah Dulu atau Kaya Dulu?

29 Januari 2016   10:58 Diperbarui: 29 Januari 2016   14:07 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikah dulu atau kaya dulu? Tulisan ini terinspirasi dari tulisan bang syaiha tentang “Benarkan menikah bisa bikin kaya?”. Dari 10 orang anak muda yang aku berikan pertanyaan bahwa 3 orang menjawab menikah dulu dan 7 orang kaya dulu. Nah dari sinilah aku berpikir kenapa 7 dari 10 anak muda tadi lebih memilih kaya dulu baru nikah.

Teringat kembali kenapa aku memutuskan dan sangat ingin nikah muda. Once upon a time, bahwa aku merasa menikah bukanlah suatu beban, menikah adalah ibadah, dan menikah melindungi diri dari sesuatu yang tidak baik. Nah bagaimana pendapat orang tua tentang mimpiku menikah muda? Sangat-sangat ditentang karena pada saat itu, aku masih berstatus sebagai mahasiswa semester akhir.

Orang tuaku sangat menginginkan anaknya lulus kuliah, kerja, dan menikah. Jadi ada dua tahapan panjang yang harus aku lalui jika ingin menikah. Apa dampak dari mimpi menikah muda yang terbentur dengan kemauan orang tua? Dampaknya subhanallah besar karena benturan itu diubah menjadi motivasi ingin segera lulus dari bekerja.

Bagaimana reaksi teman-teman dan dosen pada waktu itu mengetahui keinginanku? Yak rata-rata pada waktu itu mereka menganggap bahwa menikah adalah beban dan sulit mendapat pekerjaan. Setelah aku menyelesaikan kuliahku dan mulai ikut bekerja di jurusan dengan berbagai macam proyek. Ada satu statement yang membuat sedih dari beberapa orang mengenai menikah diusia muda “kamu gak akan dapat perkerjaan setelah menikah karena rata-rata instansi akan mempekerjakan orang yang masih single daripada yang udah menikah”.

Sedih tapi sekali lagi keyakinan menikah semakin mantap. Menyelesaikan kuliah tahun 2012 dan menikah tahun 2013 dengan sesorang suami yang “talk less do more” sangat membuatku bersyukur. Apakah aku kaya? Sudah. Setelah menikah  alhamdulillah aku mendapatkan pekerjaan. Kami mencari kekayaan bersama-sama dan berbagai semua berdua, kekayaan dalam bentuk kebahagiaan.   

Jadi sah-sah saja bagi anak muda dan teman-teman semua yang memilih kaya dulu atau menikah dulu. Menurutku jika keduanya bisa dilaksanakan bersamaan bisa sangat menyenangkan tetapi dikembalikan pada diri masing-masing, seperti apakah kehidupan yang ingin kita miliki dimasa depan. Tentunya menikah dulu atau kaya dulu memiliki konsekuensi masing-masing dan menuntun kita pada jalan yang berbeda pula. Yang terpenting adalah hormati keputusan masing-masing insan yang diberikan hak menentukan pilihan hidup. Maka Menikah dulu atau kaya dulu???

Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun