Sebuah perjalan yang mengesankan di Warloka tahun 2010 baru sempat tertuang dalam tulisan, kembali dibuka karena tidak sengaja melihat kata warloka diantara jejeran situs-situs manusia purba di Indonesia. Disuatu siang yang terik di Kenari, sebuah desa yang berjarak 17 km dari Dewa Warlola. Desa yang berada di pegunungan sebelah timur laut Warloka. Desa ini sangat berbeda dengan Desa Warloka yang notabene adalah perkampungan masyarakat yang bergelut sebagai nelayan. Desa Kenari adalah desa agraris ini menggantungkan hidup dari pertanian. Terdapat suatu legenda manusia nggowak yang diceritakan masyarakat Desa Kenari, Manggarai Barat, Flores yang doyan memakan mata manusia. Masyarakat menceritakan kepada kami, saya dan teman-teman, bahwa pada dahulu dahulu kala nggowak masuk ke perkampungan kenari untuk menyelinap ke rumah-rumah warga untuk mengambil makanan dan tidak jarang mencongkel mata manusia. Tubuh yang diselimuti rambut lebat, kuku panjang menjuntai, tanpa bahasa dan tinggi tidak lebih dari 100 cm diyakini sebagai deskripsi manusia nggowak. Disaat itu, penduduk menunjukkan sebuah batu besar dan terdapat lubang sekitar 60 cm yang diyakini sebagai tempat tinggal manusia nggowak. Percaya? Kami menghormati setiap cerita yang kami temui dan pewarisan nilai masyaraka secara turun temurun menjadi pokok cerita nggowak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H