Mohon tunggu...
Dianna Firefly
Dianna Firefly Mohon Tunggu... -

Bagi saya menjadi gila adalah sebuah kenikmatan. Dianggap bodoh pun tidak apa-apa, asal anda bisa membuktikan kecerdasan anda di depan saya.\r\nKarena saya akan memberitahu anda beberapa bukti kebodohan dan kegilaan saya setelah itu.\r\n\r\nSaya pikir, saya punya banyak kepribadian karena itu saya bukan orang baik-baik. Berhati-hatilah ketika anda berpikir saya lugu dan apa adanya. Sebenarnya saya bodoh dan gila.\r\n\r\nSebagai bukti agar anda yakin:\r\nSaya pernah menonton film yang sama belasan sampai puluhan kali, kapan pun saya mau misalnya ketika terbangun tengah malam. Saya menikmatinya seperti belum pernah menonton film tersebut. Hanya orang bodoh dan gila atau yang memiliki gejala bodoh dan gila yang bisa seperti ini.\r\n\r\nTolong percaya saya, saya bodoh dan gila. Ini sebagai peringatan awal, kita tidak tahu bila suatu hari saya datang untuk membunuh anda. Bagaimana pun juga saya adalah binatang yang berevolusi. Saya bisa melakukan apa saja diluar kendali, demi kenikmatan diri sendiri. Tolong percaya!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merdeka dalam Tanda Tanya

23 Agustus 2011   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Dianna Firefly

Tidak perlu menunggu tepat pukul 00.00 WIB tertanggal 17 Agustus 2011 untuk menulis barisan kata-kata. Sama tidak pentingnya mengangkat tangan membentuk sudut 45o menghadap tiang dengan bendera yang ternoda. Semua masih sama, masih tanda tanya.

Merdeka???
Kala ribuan anak duduk manis di garis-garis kemiskinan bangsa
Mereka buta tuli pada aksara
menangisi dunia mereka yang sangat jauh dari gemerlap bahagia

Merdeka???
Kala ribuan anak bangsa terkulai tidak berdaya
oleh sakit tidak terobati
luka bathin akibat penindasan hak asasi

Merdeka???
Kala ribuan generasi muda kehilangan rasa percaya diri
terpaksa berdiri di atas tanah korban korupsi
menyaksikan para wakil rakyat terlelap saat sidang paripurna

Merdeka???
Kala kepala demi kepala terpenggal tanpa arti
demi sesuap nasi
mengorbankan harga diri
menjadi kuli
menjemput binasa tanpa dapat bersuara

Merdeka???
Kala para petinggi agama pandai bersandiwara
membunuh sesama, merusak rumah ibadah sambil tertawatawa
dan aparat diam saja
meski banyak hati menderita olehnya


Ideologi bangsa yang kita agungagungkan; Mereka tertelan keegoisan. Budaya dan keberagaman yang kita banggakan; Mereka kian pudar oleh ketamakan. Dimana hati nurani? Nusantara mati suri.

Mereka bilang aku bodoh karena tidak lagi mencintai bangsaku. Mereka bilang aku pengkhianat dan kepala dungu. Mereka dimana saat aku (kami) terluka bersama Garuda?
Bersama para pahlawan bangsa yang tercabut nisannya.

Apakah kita masih bersaudara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun