Mohon tunggu...
Dianna Firefly
Dianna Firefly Mohon Tunggu... -

Bagi saya menjadi gila adalah sebuah kenikmatan. Dianggap bodoh pun tidak apa-apa, asal anda bisa membuktikan kecerdasan anda di depan saya.\r\nKarena saya akan memberitahu anda beberapa bukti kebodohan dan kegilaan saya setelah itu.\r\n\r\nSaya pikir, saya punya banyak kepribadian karena itu saya bukan orang baik-baik. Berhati-hatilah ketika anda berpikir saya lugu dan apa adanya. Sebenarnya saya bodoh dan gila.\r\n\r\nSebagai bukti agar anda yakin:\r\nSaya pernah menonton film yang sama belasan sampai puluhan kali, kapan pun saya mau misalnya ketika terbangun tengah malam. Saya menikmatinya seperti belum pernah menonton film tersebut. Hanya orang bodoh dan gila atau yang memiliki gejala bodoh dan gila yang bisa seperti ini.\r\n\r\nTolong percaya saya, saya bodoh dan gila. Ini sebagai peringatan awal, kita tidak tahu bila suatu hari saya datang untuk membunuh anda. Bagaimana pun juga saya adalah binatang yang berevolusi. Saya bisa melakukan apa saja diluar kendali, demi kenikmatan diri sendiri. Tolong percaya!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara untuk Membunuh Serangga Hama adalah melalui Perutnya

22 Mei 2011   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:22 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_109562" align="alignleft" width="364" caption="Hiii..serem!!!"][/caption] Sebuah studi di Michigan State University telah mengungkapkan cara baru yang potensial bagi tanaman untuk menangkis hama - dengan metode pelaparan (starvation). Gregg Howe, profesor biokimia dan biologi molekular, menyebutkan bahwa mekanisme pertahanan adalah salah satu contoh dari persaingan evolusi antara tanaman dan herbivora. Howe, dalam edisi Prosiding National Academy of Sciences saat ini, menawarkan wawasan untuk memahami senjata kimia dalam persaingan ini, yang dapat menyebabkan pendekatan baru untuk melindungi tanaman. Semua tanaman menghasilkan deaminase enzim treonin, atau TD1. Penelitian Howe  terfokus pada tanaman kentang dan tomat, yang juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim TD2 terkait erat saat diserang oleh ulat. TD2  akan bekerja pada perut (sistem pencernaan ulat). TD2 bekerja di usus ulat untuk menurunkan treonin, nutrisi kunci yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Pada dasarnya, tanaman yang dimakan akan melaparkan ulat. "Tanaman akan meningkatkan pertahan kimia secara berkelanjutan untuk menangkis serangan hama, "kata Howe. "Sayangnya, pemahaman kita tentang evolusi molekuler sifat defensif kimia masih dalam masa pertumbuhan." Kemampuan TD2 untuk memecah treonin diaktifkan hanya setelah memasuki usus serangga dalam bentuk daun yang dikunyah. Hasil penelitian kemampuan TD2 sebagai pertahanan terhadap hama ini  didukung ketika tim peneliti mengidentifikasi struktur x-ray kristal enzim. Melihat bahwa mereka memiliki struktur yang lebih stabil dan lebih tangguh dari TDs atau TD1. " Ini menunjukkan bahwa enzim merupakan kunci yang bisa mengarah pada bentuk-bentuk baru pestisida", kata Howe. "Hal ini menegaskan peran duplikasi gen dalam evolusi pertahanan tanaman yang menargetkan proses pencernaan serangga. Ini merupakan pendekatan baru untuk melindungi tanaman terhadap hama", lanjutnya. Penelitian ini merupakan kolaborasi antara MSU-Departemen Energi Laboratorium Penelitian Tanaman dan University of Wisconsin Madison. Penelitian ini didanai oleh Departemen Pertanian AS dan Departemen Energi AS dan didukung oleh MSU AgBioResearch. Referensi : E. Gonzales-Vigil, C. M. Bianchetti, G. N. Phillips, G. A. Howe. Adaptive evolution of threonine deaminase in plant defense against insect herbivores. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1016157108

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun