Sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan penyakit tukak lambung. Penyakit tukak lambung merupakan gangguan saluran pencernaan yang terjadi karena adanya kelebihan sekresi asam lambung dan pepsin oleh mukosa lambung serta infeksi Helicobacter pylori. Penderita penyakit tukak lambung biasanya akan mengeluh sakit perut dan sering mengalami mual dan muntah secara berkala dan apabila tidak segera diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada lambung sehingga lambung, sebagai tempat penyimpanan dan penyerapan makanan, tidak dapat berfungsi secara optimal. Pada umumnya penderita akan mengonsumsi jenis obat tertentu seperti Antasida yang dapat menetralkan sekresi asam lambung dan jika dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan diare.
Lalu, bagaimana mengatasi penyakit tukak lambung selain mengonsumsi obat Antasida? Selain menggunakan Antasida sebagai obat tukak lambung, madu dapat dijadikan alternatif bagi penderita penyakit tukak lambung. Madu pada umumnya memiliki rasa manis dengan kandungan glukosa, sukrosa, fruktosa, vitamin, mineral, dan senyawa lainnya memiliki sifat gastroprotektor yang dapat membantu proses penyembuhan luka seperti aktivitas antiinflamasi, menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, dan membantu mempercepat regenerasi sel. Selain itu, masyarakat cenderung lebih menyukai rasa manis dari madu dibandingkan dengan obat lainnya.
Dibandingkan dengan Antasida, madu juga efektif dalam membantu menyerap cairan dan elektrolit serta menghambat bakteri E.coli penyebab diare. Penggunaan madu sebagai alternatif pengobatan penyakit tukak lambung dapat dilakukan dengan mudah. Untuk takaran 1 sendok, penderita dapat meminum madu tersebut secara langsung (tanpa diencerkan) maupun diencerkan terlebih dahulu dengan mencampurkan 4 sendok teh atau susu. Berdasarkan hasil penelitian, madu tanpa diencerkan memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan madu yang diencerkan.
Kelebihan lain dari madu ialah tidak ada batasan tertentu pada saat mengonsumsinya karena di samping efeknya terhadap organ pencernaan, madu juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan anggota tubuh lainnya seperti meningkatkan imunitas tubuh dan menangkal radikal bebas. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula bahwa kelebihan dalam mengonsumsi madu dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena kandungan gulanya yang tinggi.
Referensi:
- Kristanty, Ruth dkk. (2017). ANTIMICROBIAL EFFECT OF HONEY DISTRIBUTED AROUND PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN. Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan, 8(2), 105-106.
- Pratiwi, A.D. (2020). EFEK GASTROPROTEKTOR MADU TERHADAP PENYEMBUHAN TUKAK LAMBUNG. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 514-515.
- Zakiyah, Wildani dkk. (2021). DEFINISI, PENYEBAB, KLASIFIKASI, DAN TERAPI SINDROM DISPEPSIA. Jurnal Health Sains, 2(7), 981-982.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H