Berpacaran dengan teman sekelas rupanya memiliki konsekuensi banyak. Saya tidak pernah membayangkan jika dampaknya sampai seperti ini. Salah satunya adalah ketika wisuda, teman-teman sekelas kembali menempatkan saya pada posisi tidak mudah.
Mereka memilih saya dan mantan pacar saya sebagai perwakilan serah terima siswa dari guru kepada wali murid pada momen pelepasan wisudawan. Ini adalah hal paling konyol dalam hidup saya sejauh ini. Mereka sengaja melakukan hal ini, padahal mengetahui hubungan kami telah berakhir.
Saya berusaha menghindari mantan pacar saya itu apabila bertemu dengannya. Baik di sekolah maupun rumah, saya konsisten menghindarinya. Bukan tanpa sebab, saya larut dalam kesalahpahaman yang tidak pernah dia luruskan.
Sebenarnya terbesit dalam pikiran saya untuk tidak mengikuti wisuda itu. Saya merasa canggung, aneh jika berada di dekatnya lagi. Namun, pada akhirnya saya memilih memberanikan diri menghadapi kenyataan.
Ini hanya akan menjadi pengalaman sekali seumur hidup. Ke depannya saya memutuskan tidak akan satu sekolah dengan dia lagi apapun yang terjadi. Itulah kata-kata yang saya tanamkan dalam hati dan pikiran agar memiliki keberanian menghadapi kenyataan itu.
Hari wisuda tiba, saya cukup nervous saat itu. Saya takut akan gerogi dan melakukan kesalahan di atas panggung. Rasanya seperti sedang menaiki roller coaster kehidupan, jantung saya berdegup kencang.
Hingga akhirnya kita berdua dipanggil lengkap dengan wali murid masing-masing. Saat di atas panggung saya berusaha fokus melihat ke depan. Saya tidak ingin banyak menoleh ke samping agar tidak semakin canggung.
Rupanya teman sekelas malah mempunyai alur cerita baru untuk kita yang berada di atas panggung. Mereka membuat narasi yang menyebalkan dengan seolah-olah menjadi saksi pernikahan dengan mengatakan "Sah...sah....!". Benar-benar menguji kesabaran saya hari itu mereka.
Beruntung, acara berjalan lancar. Siang hari acara wisuda selesai dan saya segera bersiap meninggalkan sekolah. Saya tidak mengambil foto bersama teman saya. Saya memang kurang suka berfoto sejak dulu.
Itulah sedikit cerita pengalaman hidup saya yang mungkin unik dan belum tentu dialami orang lain. Salam hangat dari Dianna.