Ini adalah cerita pengalamanku pada tanggal 28 Oktober 2023 lalu. Â Sudah lebih dari 7 bulan berlalu, tapi aku masih bisa mengingatnya dengan baik. Bertepatan dengan momen peringatan" Sumpah Pemuda" aku mengikuti acara talkshow dan expo "Go Scholarity 2023" yang diselenggarakan oleh BEM FEB Unair. Kebetulan aku yang memiliki hobi mengikuti acara kampus dan waktuku luang, sehingga aku datang memeriahkan sebagai pesertanya.Â
Aku datang cukup awal, bahkan saat aula Cenderawasih GKB Ex-Farmasi masih sepi. Panitia belum banyak yang datang dan registrasi masih belum dibuka. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya registrasi dibuka dan aku segera masuk ke ruangan. Aku memtusukan duduk di kursi paling depan sebelah kiri dan berada di tengah. Area yang cukup strategis bagiku. setahuku, beberapa hari sebelum acara ini digelar akan ada guest star yang menjadi pembicara spesial. Ternyata dia adalah salah satu awardee IISMA yang pernah menjabat sebagai presiden IISMA.Â
Kak Owen sapaannya, mahasiswa Teknik Kimia-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dilihat sekilas memang sudah jelas dia keturunan Tionghoa atau biasa kita bilang Chindo. Dia berasal dari Medan, Sumatera Utara. Â Aku semakin excited mengikuti acara itu setelah tahu sedikit info itu. Acaranya dimulai agak molor entah kenapa. Tapi, begitu kak Owen masuk ruangan semua orang yang ada disana langsung melihat ke arahnya. Aku pun terpukau dengan kehadirannya di ruangan itu.
Jujur, hari itu aku sedang kurang enak badan sebenarnya. Beberapa hari sebelumnya badanku panas dingin dan batuk pilek karena kelelahan mungkin. Tapi, bukan berarti aku harus lesu ketika menghadiri acara itu. Aku berusaha fokus mengikuti acara itu dengan memusatkan perhatianku kepada sang pemateri spesial acara hari itu. Â Aku agak canggung juga duduk di depan dan tengah dengan kondisi batuk pilek.
Ketika kak Owen memulai sesi berbagi pengalaman hidupnya aku merasa ada kemiripan yaitu sama-sama introvert. Itu masih terlihat dari pembawaannya. Aku pun mendengarkan bahwa ia seorang awardee Tanoto Foundation. Ia dulu juga sering merasa insecure. Saat SMA dia juga hanya terpaku pada pencapaian prestasi akademik dan tidak mengikuti organisasi atau ekstrakurikuler apapun. Dia mulai belajar berubah ketika menjadi mahasiswa rantau. Dia mulai aktif berorganisasi dan mengikuti kegiatan kepanitiaan di kampus.
Dia juga bercerita mengenai suka duka menjadi pendaftar IISMA. Awalnya, ia merasa sedikit ragu hendak mendaftar di kampus yang ada di Amerika. Hingga setelah mengikuti Duolingo English Test dan mengetahui skor kemampuan bahasa inggrisnya cukup tinggi ia mulai meyakinkan dirinya untuk mendaftar di Penssylvania State University, Amerika Serikat. Dia pun lolos diterima di kampus tujuannya tersebut. Dia mengambil program studi yang kurang begitu linear dengan program studi yang diambil sebelumnya di UGM. Namun, dia begitu excited menjalaninya dengan keyakinan ilmu yang akan diperoleh pasti bisa dimanfaatkannya di masa depan ketika ingin menjadi seorang pebisnis.
Aku benar-benar kagum dengan sosoknya yang pekerja keras, rendah hati, ramah, jenius, dan luar biasa. Â Sudah jelas sejak awal hingga akhir fokus utamaku ada padanya. Aku meras sangat senang, bersyukur bisa hadir dan dipertemukan dengannya di acara itu. Waktu begitu cepat berlalu, sesi tanya jawab pun dibuka. Awalnya aku ragu-ragu antara mau bertanya atau tidak. Aku pun berusaha memberanikan diri bertanya dengan mengangkat tangan. Aku pun berkesempatan mengajukan pertanyaanku. Aku bertanya seputar tips mempersiapkan dokumen persyaratan daftar IISMA dan mengenai konsekuensi apabila mengambil program studi yang tidak linear saat mengikuti IISMA apakah bisa tetap lulus tepat waktu atau tidak.
Aku cukup terkejut saat ia dipersilahkan menjawab pertanyaanku. Sebelum menjawabnya dia mengucapkan terima kasih kepadaku karena sejak awal aku selalu fokus memperhatikannya dan melakukan kontak mata dengannya. Dia mengatakan berkat aku dia merasa punya energi dan semangat tambahan dalam melakukan penyampaian sesi berbagi pengalaman saat itu. Kemudian dia menjelaskan berbagai hal untuk menjawab pertanyaanku tersebut sambil memberikan semangat kepadaku dan peserta lain. Kak Owen juga mengajak kami untuk tidak takut mendaftar IISMA kelak. Aku benar-benar kehabisan kata-kata dan hanya bisa tersenyum. Mataku berbinar-binar dan hatiku senang sampai rasanya ingin meledak.
Beberapa saat kemudian acara selesai dan kak Owen meninggalkan ruangan itu. Sesi expo pun di lakukan di hall sebelah Cenderawasih. Disana ada banyak booth info beasiswa mulai dari berbagai bank seperti BRI,BCA, BSI, hingga Karya Salemba Empat, awardee IISMA. Ternyata disana aku dipertemukan dengan orang-orang yang aku kenal. Mereka adalah awardee beasiswa yang bertugas menjaga booth disana saat itu. Ada kak Diaz, kak Zizi, dan kak Afi. Aku mampir di hampir semua booth info beasiswa tersebut. Dengan ramah aku mendapatkan sapaan dari kak Diaz, kak Zizi, dan kak Afi.