Mohon tunggu...
Dianna FitriaNovita
Dianna FitriaNovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mendengarkan musik, menonton film, menulis, bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Fenomena Unik: Beda Hari Beda Harga

10 Juni 2024   17:14 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ini adalah pengalaman aneh yang saya alami selama menjadi anak rantau di Surabaya.  Bukan di minimarket ataupun supermarket, malah saya jumpai ketika membeli makanan di pinggir jalan, warteg dan sejenisnya. Ketika awal pindah di Surabaya, saya berpikir mungkin karena ini kota besar harga makanan atau minuman relatif lebih mahal. Namun, lama-lama saya dibuat kebingungan saat membeli makanan dengan menu, porsi, dan tempat yang sama dengan ketentuan harga yang berubah-ubah.

Fenomena ini awalnya saya temui saat membeli makanan dan minuman di salah satu warteg dekat kampus saya. Selama beberapa hari saya mencoba memesan makanan dengan menu dan porsi yang sama disana. Seperti dugaan, harganya selalu fluktuatif. Beda pramusaji beda harga. Biasanya saya mendapat tagihan kurang dari 20 ribu sekali makan dan minum disana saat awal-awal menajdi mahasiswa baru. Siapa sangka setelah beberapa bulan tidak kesana harganya melejit. Saya mencoba memesan menu makanan dan minuman yang biasa saya pilih dan total tagihan saya lebih dari 20 ribu sekali makan.

Lambat laun, saya memutuuskan mencari tempat makan lain dengan harga yang lebih masuk akal. Saya pun memulai wisata kuliner di pedagang kaki lima yang ada di Jalan Raya Karangmenjangan.  Beruntung, harga makanan dan minuman yang ada di area ini jauh lebih terjangkau dan masuk akal. Saya melakukan jelajah rasa mulai dari bakso, mie ayam, nasi goreng, ayam geprek, pisang goreng, roti bakar, sate ayam, nasi pecel,dlsb. Harganya berada di bawah 20 rb-an.

Saya kembali dibuat geleng-geleng kepala dengan beberapa penjual makanan yang tidak konsisten dalam menetapkan harga produknya. Seperti penjual bakso yang kadang menghargai dengan 15 ribu atau 10 ribu, penjual ayam geprek yaang kadang menjualnya dengan harga 12 ribu atau 10 ribu, penjual nasi goreng yang menjual dengan harga 13-15 ribu. Ketika hari ini harga jualnya sekian maka belum tentu besok harganya sama. Bisa naik ataupun turun.

Sepertinya penampilan juga salah satu faktor penentunya. Saat saya berpakaian rapi dan formal sering kali harus membayar harga yang lebih mahal dibandingkan saat menggunakan pakaian bebas. Itulah salah satu pengalaman unik dan aneh yang telah saya alami selama menjadi mahasiswa rantau di Surabaya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun