Jika kita berbicara hal mengenai militer, tentu saja kekerasan dan pelatihan fisik yang menyiksa bukan hal yang aneh dan tabu untuk dibicarakan. Di Korea sendiri, banyak juga insiden kekerasan, umpatan, pelecehan seksual, intimidasi yang mengakibatkan banyaknya tentara wajib militer memilih untuk kabur dari barak dan bahkan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena frustasi.
Dalam mengekspos perpeloncoan, D.P menampilkan tanpa sensor dan pencitraan. Hal ini sukses membuat para penonton terpancing dan ikut prihatin. Apalagi dihadapkan pada kenyataan bahwa perpeloncoan bisa saja terjadi didekat kita, dengan kita merasa related dalam dilematis antara memilih kebenaran dengan memberantas perpeloncoan atau hanya menormalisasikan keburukan orang-orang pembully. Dan juga traumatis yang dialami oleh tentara yang kabur menjadikan kita sebagai penonton sadar akan pentingnya suara-suara yang masih bungkam pada kekerasan.
Penangkapan para tentara desertir
Hal yang sangat menarik untuk kita tonton dari drama ini juga, yakni unsur misteri yang ditampilkan ketika team D.P yaitu An Jun-Ho dan Han Ho Yeol bertugas untuk mencari dan menangkap para tentara yang kabur untuk kembali pulang.
Pencarian tersebut digambarkan dengan cara yang menarik, selain adegan menegangkan tetapi juga diselingi oleh hal-hal konyol. Tidak lupa bergayakan detektif membuat para penonton ikut tegang dalam misi penangkapan tersebut.
Kemampuan Akting dan pengemasan yang rapi dan totalitas
Sebagai pemeran karakter utama, Jung Hae In berhasil memainkan perannya dengan sangat baik, Jung Hae In yang biasanya memerankan peran pria lembut dan imut sebelumnya, di series ini ia tampil sebagai pria pendiam yang terlibat dalam pergulatan batin yang rumit. Dia seperti larut dalam depresi yang tidak berujung dan sukses dia tampilkan.
Berkat aktingnya, Koo Gyo Hwang yang memerankan Han Ho Yeol sukses membuat series ini lebih terlihat menarik dengan membangkitkan sisi komedi, serta sosok Cho Hyun Chul yang memerankan Cho Seok Bong dengan aktingnya sebagai tentara desertir menggambarkan rasa trauma sebagai korban kekerasan dan bullyan yang membuat penonton ikut kedalam perannya dan merasakan trauma mendalam dan sukses membuat penonton meringis ngeri.
Tidak hanya dari akting pemain yang totalitas, dibalik itu semua juga drama ini sukses karena pihak produksi pun memberikan performa maksimal sehingga pengemasan alur ceritanya terlihat rapi dan lebih menegangkan dengan sinematografi yang luar biasa.Â
Dengan mengangkat kisah yang cukup sensitif, rasanya kita patut untuk mengacungi jempol kepada semua team yang terkait dalam proses pembuatan series ini. Terlepas benar atau tidaknya gambaran yang ditampilkan, bila dikorelasikan dengan kisah nyata, dengan menawarkan ide cerita yang  menggelisahkan dan menampilkan sisi gelap wajib militer di korea selatan drama ini bisa dibilang berani dan juga kritis membuat penonton merasa benar-benar seperti dihadapkan pada suatu realita yang tragis.
Tanpa perlu diragukan lagi, D.P berhasil menjadi salah satu drama mini series terbaik tahun ini yang rasanya sayang jika kamu lewatkan.
