Mohon tunggu...
Dian Mutia Fani
Dian Mutia Fani Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduated

Hi.. Nama Saya Dian Mutia Fani. Menulis merupakan hal yang saya sukai, terutama hal yang berkaitan dengan keuangan dan juga hallyu wave

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkah Pandemi, Keluarga Ini Bisa Memulai Bisnis

26 Maret 2021   13:38 Diperbarui: 26 Maret 2021   13:59 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

"Kecil-Kecilan Yang Penting Bisa Menghidupi Keluarga"

Seperti yang sudah kita ketahui, akhir tahun 2019 lalu ditutup dengan laporan mengejutkan yang dirilis oleh Pemerintah Negara China, bahwa terdeteksinya wabah Virus Corona. Virus Corona ini merupakan wabah virus yang menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia.

Ditengah pandemi virus corona yang sudah kita rasakan selama kurang lebih satu tahun ini sangat berdampak bagi segala tatanan kehidupan, mulai dari kebiasaan baru, dan juga banyak menyembabkan kerugian diberbagai sektor. Salah satu yang paling terdampak adalah sektor Ekonomi. Pada awal virus corona ini menyebar di Indonesia, banyak sekali perkantoran,mall,restoran dan juga pabrik-pabrik yang terpaksa tutup sementara, yang otomatis berpengaruh juga pada penghasilan yang dihasilkan para buruh pabrik dan karyawan nya.

Salah satu buruh pabrik yang terpaksa diberhentikan itu adalah suami dari Ibu Siti. Pada awal suaminya diberhentikan, keluarga beliau mengalami kesusahan ekonomi, belum lagi untuk biaya anak-anaknya sekolah. Kurang lebih dua bulan keluarga beliau kesusahan saat awal-awal pandemi, Namun setelah lebaran tahun 2020, untuk menambah penghasilan dan menunggu kabar jadwal masuk dari pabrik yang tidak tahu kapan, beliau mulai berdagang kupat tahu untuk menambah penghasilan keluarga.

Dengan bermodalkan uang tabungan, beliau membeli semua peralatan seperti gerobak, kompor, bahan-bahan, dan peralatan lainnya. Bapak didin ini sebenarnya tidak memiliki pengalaman berdagang kupat tahu, beliau hanya belajar otodidak melalui media youtube, dan mencoba berkali-kali hingga mulai berjualan dipinggir jalan. Pada awalnya mereka hanya berjualan kupat tahu saja, namun karena lagi dan lagi, kebutuhan keluarga tidak sedikit, Ibu siti pun memutar otak untuk memulai berbisnis yang lain.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Hingga pada akhirnya, ibu siti memulai bisnis Twister Potato dengan belajar cara membuat dari kerabatnya dan juga otodidak melalui media Youtube.

"Penghasilan dari pabrik yang tidak seberapa, dan juga tambahan dari jualan kupat tahu, masih saja kurang untuk menghidupi 3 anak yang masih sekolah dan 1 yang masih kecil, belum lagi kebutuhan di dapur juga masih kadang kurang, jadi saya berinisiatif membantu suami dengan jualan Twister Potato ini." Ujarnya.

Kebanyakan yang menjual Twister Potato ini awalnya hanya bisa didapatkan di gerai pasar malam, atau di pasar kaget, tetapi ibu siti berinovasi twister potato ini bisa ditemukan diwarung-warung juga. Dengan minimal 7 hari simpan Twister Potato yang beliau buat masih bisa dikonsumsi dan masih renyah. Beliau juga sangat memperhatikan kemasan, dengan membuat logo, dan menempel stiker rasa yang unik untuk menarik pembeli.

Yang pada awalnya ibu siti hanya seorang ibu rumah tangga biasa, namun karena pandemi, beliau bisa memulai bisnis tersebut.

"ternyata memang ada berkah juga dibalik cobaan pandemi ini" ujarnya

Selain menitipkan produknya di warung-warung, beliau memasarkan produknya ini ke toko snack dipasar juga. Pada akhir bulan tahun lalu, beliau bisa memproduksi 600 pcs per dua hari, tetapi karena sekarang tidak mengirimkan ke toko snack, beliau hanya memproduksi 100-150 pcs tiap hari sabtu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun