Sedikit ramai diperbincangkan selama pandemi Covid-19, bahwa virus semakin hari semakin menjadi-jadi. Bermutasi mulai Alpha sampai Delta, lalu berubah kembali kedalam jenis Omicron. Hal ini semakin membuat resah masyarakat, termasuk para pekerja informal, buruh dan pekerja lapangan.
Pemerintah Indonesia sudah hampir 3 tahun berjibaku dengan virus corona. Banyak permasalahan yang terjadi selama pandemi, mulai kesenjangan sosial, pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Akankah pandemi ini segera berakhir?
Dua hal yang membuat Pemerintah merasa dilema: Kesehatan atau Ekonomi? Seandainya Pemerintah membebaskan warganya untuk beraktivitas normal, melakukan bisnis dan mencari sumber penghasilan. Maka akan berimbas kepada kesehatan, karena nyatanya virus masih ada.
Jika pemerintah membatasi kegiatan masyarakat dalam beraktivitas atau bekerja, maka ekonomi akan melemah. Begitupun pendapatan negara
Lalu. Akhir-akhir ini mencuat ke publik, penemuan-penemuan para ahli kesehatan yang mengembangkan formula Pro DT Herba. Formula ini dirancang untuk mendukung imun dan menguatkan daya tahan tubuh selama pandemi Covid-19.
Ramuan ini ternyata diambil dari bahan-bahan alam seperti temulawak, daun pepaya, buah jambu biji, propolis, madu dan kurma yang diolah dan difermentasikan sehingga dapat memberikan khasiat untuk pertananan antibody.
Probiotik dalam Pro DT Herba ternyata mikroorganisme hidup yang mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia seperti Asam laktat (BA) terdiri dari Lactobacillus dan Lactococcus dan Bakteri Asam Asetat dari Komagataeibacter, Glucanobacter, dan Acetobacter.
Hasil probiotik ini memiliki fungsi sebagai detoksifikasi, menangkal radikal bebas, menurunkan gula darah, menurunkan kolesterol, sebagai anitibiotik, memperbaikki kerusakan pada hati, sebagai anti kanker, dan meningkatkan anti-inflammatory (peradangan).
" Saya harap, masyarakat dapat merasakan khasiat formula Pro DT Herba. Tentu ini sangat dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh khususnya bagi mereka pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi" ungkap seorang pakar herbal.