Mohon tunggu...
dian kusumanto
dian kusumanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dewan Aren Nasional, Apakah Perlu?

25 Agustus 2012   00:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh : Dian Kusumanto

Adalah Bapak Drs. H. Rusfian, MM. Wakil Sekjen HKTI Pusat di Jakarta yang melalui SMSnya beliau mempunyai tekad untuk menghidupkan dan menggerakkan Dewan Aren nasional. Beliau juga sangat optimis karena Aren sudah selayaknya mendapat perhatian yang sedemikian besar dan utama karena berbagai keunggulannya. Beliau juga setuju dengan ungkapan bahwa Aren punya prospek emas yang PRO JOB, PRO POOR, PRO GROWTH & PRO PLANET, beliau malah menambahkan dengan PRO HEALTH.

Apresiasi demikian besar terhadap pengembangan Aren ini sering sekali penulis terima semenjak lahirnya blog kebunaren.blogspot.com ini. Meskipun jauh sebelumnya penulis sudah berusaha mengangkat wacana Aren ini di lingkungan penulis yang tentu saja masih sangat terbatas. Tidak bisa dipungkiri bahwa Majalah TRUBUS termasuk sebagai media yang sering menggugah penulis agar lebih intensif lagi memperhatikan dan mengelola informasi seputar Aren ini. Beberapa lembaga swasta seperti Yayasan Masarang, DIVA’S Maju Bersama, Koperasi Serba Usaha Suka Jaya, dan banyak juga lembaga-lembaga lainnya turut menyemarakkan Dunia Aren Nasional.

Tentang perlu segera dibentuknya Dewan Aren Nasional memang didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Prospek Agribisnis Aren menjanjikan potensi yang paling unggul dibandingkan dengan komoditi-komoditi lainnya.

2. Komoditi Aren sangat selaras dengan berbagai isu nasional yang menyangkut Pangan dan Energi, karena Aren bisa mendukung Swa Sembada Pangan melalui substitusinya terhadap kebutuhan gula, mengurangi tekanan penggunaan lahan tanaman pangan dari industri gula berbasis tebu, potensi besar dari niranya yang dapat diolah menjadi BIOFUEL alias BIOETHANOL dengan produktifitas paling tinggi.

3. Komoditi Aren dikenal sebagai komoditi yang sudah diandalkan dalam membangun ekonomi kerakyatan pada masa lalu di beberapa daerah, sekarang pun masih diandalkan di beberapa daerah. Produk utama maupun produk lainnya dari Aren sangat dekat dengan pembangunan ekonomi rakyat, industri bisa dikelola oleh rakyat, kerajinan dari seluruh produknya dapat menyerap tenaga kerja sedemikian banyaknya.

4. Pada era dimana kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan alam semakin mengancam kehidupan planet ini, maka dipandang perlu segera ada restrukturisasi pola pilihan komoditas agribisnis selaras lingkungan. Dimana aspek ekonomi (agribisnis) tercapai sekaligus faktor lingkungan tetap bisa terjaga secara berkesinambungan. Sebab Aren dikenal sebagai tanaman yang tidak ’egois’, bisa ber’kolaborasi’ dengan jenis tanaman lainnya, terutama pada saat awal pertumbuhannya. Pembungaannya yang terus menerus sepanjang tahun banyak dimanfaatkan untuk memelihara lebah madu, makanya masyarakat sekitar hutan bisa cukup ekonominya dengan memanfaatkan Aren yang tumbuh di situ.

5. Pada saat di beberapa daerah sangat bersemangat mengembangkan komoditi industri non pangan dengan perkebunan sekala besar (seperti Kelapa Sawit, Karet, dll.) maka sebenarnya daerah tersebut sedang membangun ketidak seimbangan. Sebab pada saat komoditi non pangan merajalela sedangkan komoditi pangannya tersisihkan, maka pangan daerah tersebut sangat bergantung dari daerah lain. Pada saat ada keadaan dimana daerah lain protektif juga dengan stok pangannya maka hal tersebut akan menjadi ancaman bagi daerah yang tidak mandiri pangannya. Belum lagi pada saat komoditi ekspor berupa bahan non pangan menurun harganya atau permintaannya, maka kondisi ekonomi daerah tersebut bisa mengalami penurunan yang drastis, terjadi krisis ekonomi lokal. Dengan pertimbangan ini maka keragaman komoditi antara yang berbasis pangan dan non pangan menjadi pertimbangan. Aren dalam hal ini bisa menjadi komoditi penyeimbang, karena Aren bisa diarahkan pada industri pangan maupun non pangan.

6. Pengembangan Aren sekarang ini masih diprakarsai oleh lembaga-lembaga non pemerintah, bahkan hanya oleh personal-personal secara mandiri, perhatian pemerintah dirasa masih sangat kurang. Badan Litbang Pertanian juga masih belum mengagendakan penelitian dan pengembangan Aren, Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi juga belum melirik Aren. Oleh karena itu Dewan Aren Nasional inilah nanti yang diharapkan dapat mendorong Pemerintah, Departemen Pertanian, Badan Litbang, Perguruan Tinggi, Lembaga Swasta untuk meneliti, mengembangkan Aren dan segala produknya menjadi produk andalan baru yang sangat menguntungkan.

7. Manajemen pengembangan Aren ini menjadi sangat penting karena adanya ancaman klaim dari Malaysia yang sekarang sangat getol namun sembunyi-sembunyi mengembangkan Aren ini. Klaim itu bisa saja berupa patent akan produk-produk olahannya seperti gula kristal, gula semut, gula sirup aren, gula instant dengan campuran aneka rasa, kecap yang berbasis gula aren, sampai dengan produk-produk olahan fiber yang berbasis ijuk dari Aren. Demikian bahan-bahan industri dan kerajinan yang terbuat dari lidi Aren. Dengan adanya Dewan Aren Nasional, maka diharapkan dapat membagi peran dan tugas untuk siapa mengerjakan apa, dan kapan harus dimulai serta kapan hasilnya dapat diperoleh. Dewan Aren nasional bersama stake holder yang ada juga akan menyusun Road Map Pengembangan Aren Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun