Saat saya menulis artikel ini, butiran air hujan di luar rumah tengah asyik menari-nari menumbuk genting, dedaunan, tanah, dan objek tumbuk lainnya. Sesekali kilatan cahaya kilat menyusup melalui celah jendela yang tertutup tirai merah yang sesekali tersingkap oleh hembusan angin malam. Sedang suara gelegar petir dari kejauhan sontak mengingatkan saya pada suara rudal-rudal tentara Zionis Israel yang detik ini (mungkin) tengah menumbuk genting, dedaunan, tanah, dan objek tumbuk lainnya di wilayah Jalur Gaza, Palestina.
Bayangan ini terus menguras rasa simpati saya terhadap warga sipil di jalur Gaza yang tak berdosa yang harus rela tertumbuk butiran rudal besar nan panas yang dilontarkan tentara Zionis Israel dari sarang kebiadannya. Mereka (warga Gaza) harus rela meregang nyawa di bawah reruntuhan bangunan-bangunan beton. Mereka harus rela melepas pergi (meninggal) anggota keluarga tercinta. Mereka harus rela melihat sanak keluarga, teman, sahabat, guru, ... terkoyak kebringasan misil tentara Zionis Israel. Hujan rudal dan peluru adalah tontonan "mengasyikkan" yang terjadi di setiap tempat di Gaza.
Tapi inilah kenyataan yang harus kita saksikan, dengarkan, dan rasakan dari balik layar kaca. Jauh di sana mereka dibombardir. Dan di sini, kita (mungkin) menangis tanpa mampu berbuat apa-apa kecuali berdoa kepada Allah Swt agar Dia melindungi serta menjauhkan mereka dari hujaman rudal-rudal tentara Zionis Israel biadab yang tidak berperikemanusiaan.
Oleh sebab itu, mari sahabatku, kita sejenak menundukan kepala seraya berdoa untuk mereka: "Ya Allah Ya Tuhan Kami, selamatkan mereka yang tersisa di Palestina. Lindungi mereka. Kuatkan mereka. Jauhkan kaki-kaki warga Gaza (anak-anak, perempuan, orang tua) dari ranjau-ranjau dan rudal-rudal bengis tentara Zionis Israel yang sejatinya mereka adalah kaum yang selalu mendustakan-Mu. Datangkan bala tentara-Mu pada  warga Gaza, Rabb. Lindungi mereka, Rabb. Aamiin YRA!"[] #SaveGaza #SavePalestine
Sumedang, 20 November 2o12