Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humor

Ibu, Hati-Hatilah dalam Memberikan ASI

20 Juni 2011   14:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:20 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_115116" align="aligncenter" width="300" caption="dari google"][/caption] Manfaat ASI bagi bagi tak perlu diragukan lagi. pemerintah melalui instansi terkait telah menggembar-gemborkan manfaat ASI ini  bagi bayi dan menganjurkan sang ibu untuk memberikan ASI Ekslusif bagi bayinya selama 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi baru diberikan makanan tambahan seperti bubur bayi dengan tanpa meninggalkan ASI. Sebaiknya, pemberian ASI ini dilakukan hingga anak berusia 2 tahun. Yups, banyak sekali manfaat ASI bagi bayi. Di antaranya, mengandung zat gizi lengkap dengan komposisi yang ideal sehingga cocok untuk bayi 0-6 bulan pertama. Selain itu, ASI dapat meningkatkan sistem imun pada bayi. Bayi yang diberi ASI akan lebih kebal terhadap penyakit daripada yang tidak diberi ASI.  Menurut penelitian pula, bayi yang diberi ASI memiliki kecerdasan 7-9 poin lebih tinggi ketimbang bayi non-ASI. Jika seorang ibu menyusui anaknya, maka akan terjadi kontak badan dan kontak mata dengan anaknya. Biasanya tak hanya kontak mata, ibu yang menyusui bayinya juga akan otomatis mengelus-elus tubuh anaknya. Dengan demikian, akan terjadi kedekatan secara batiniah. Bayi akan merasa aman, nyaman, dan terlindungi. Hal ini tentunya akan berpengaruh pula pada keseimbangan emosinya di masa yang akan datang. Untuk sang ibu sendiri, ASi juga memiliki manfaat yang sangat besar. Selain praktis, ASI juga higienis, dengan catatan si ibu rajin berganti bra. Tinggal mengeluarkan dari sarangnya, langsung bisa dikonsumsi. Tak usah mencucinya dengan cairan pencuci botol dan menggosoknya berulang ulang, lantas membilas dan merebusnya. Merepotkan sekali. Tak hanya itu. Dengan memberikan ASI, seorang wanita akan memiliki risiko yang lebih kecil terhadap kanker rahim dan kanker payudara  (berdasarkan penelitian, lho. Maaf bukan saya yang meneliti). Manfaat lainnya, sang ibu akan lebih mudah menjadi langsing kembali karena hisapan bayi akan membantu rahimnya menciut kembali dan lemak yang ditimbun di sekitar paha dan panggul akan pindah ke ASI (ini juga katanya). Secara ekonomis, memberikan ASI akan menghemat pengeluaran keluarga karena ASI tak pernah basi sehingga kita tak perlu membuangnya. Bahkan, ASI ini juga bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama di dalam freezer. Jika membutuhkan, tinggal menghangatkannya saja. Tentu, yang disimpan adalah ASI yang sudah dipers, jangan dengan pabriknya, ya... Asyik, kan? Bagi seorang ibu, memberikan ASI merupakan sebuah kenikmatan tersendiri. Ketika payudara terasa penuh karena ASI sudah melimpah, lantas sang bayi mengisapnya dengan kuat, wah, lega rasanya. Selain itu, ketika memberikan ASI, sang ibu bisa sembari berisitirahat. Sambil ngeloni anaknya di tempat tidur, ia bahkan bisa tertidur lebih dulu daripada sang anak yang mungkin masih asyik memainkan puting susu ibunya. Tak jarang, si anak yang masih disusui turun dari tempat tidur dan sang ibu asyik tertidur dengan dada masih terbuka... (Hayo... ngakuuu...) Nah, ada sebuah kisah nyata yang menggelikan sekaligus menjijikkan di sini.  Syahdan di sebuah tempat, terdapat sebuah keluarga yang tinggal berdempet-dempetan dengan tetangganya. Keluarga ini memiliki seorang batita yang masih disusui. Sudah menjadi kebiasaan bagi sang ibu, setiap siang ia ngeloni anaknya hingga tertidur. Namun, naas pada siang itu. Saat asyik meneteki anaknya, sang ibu tertidur dengan pulasnya. Sang anak yang tak dapat tidur siang pun turun dari pelukan ibunya dan membiarkan termos sang ibu terbuka begitu saja. Nah, tak disangka, seorang tetangga melihat barang bagus yang sedang nganggur itu. Maka,  dengan rakusnya, ia pun menggantikan posisi si bocah. Waaaa... betapa terkejutnya sang ibu melihat anaknya berbah menjadi kakek-kakek. Spontan, ia pun berteriak sambil memaki-maki si kakek kurang ajar tersebut. Hii... jijik, ya. Tapi ini kisah nyata betulan. Ah, untung bukan saya. Makanya, untuk ibu-ibu yang masih memberikan ASI, berhati-hatilah jika memberikan ASI pada anak  Anda. Bukalah pada tempat yang tepat dan aman, jangan sampai ditemu oleh orang tak bertanggung jawab seperti si kakek. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun