Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Ragu untuk Buang Angin

8 Juni 2011   20:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Buang angin merupakan istilah yang diperhalus dari kentut. Istilah kerennya adalah flatulensi, yaitu proses pembuangan gas yang berasal dari usus manusia melalui lubang pembuangan atau anus. Kadang bisa bersuara, terkadang diam-diam saja.  Terkadang  berbau, banyak pula yang  tidak berbau. Nah, apakah Anda pernah kentut?  Saya yakin semua orang sehat pasti pernah kentut. Bahkan mungkin setiap hari ada saja gas yang dibuang.  Bukankah kalau tak dapat kentut perut kita menjadi sakit? Lalu, apakah Anda pernah menerima kentut dari orang lain? Saya yakin, pernah. Dari teman, dari suami atau istri, dan dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Ada yang berbunyi karena tak ditahan-tahan, ada pula yang diam-diam menebar teror. Tiba-tiba saja ada aroma tak sedap menyeruak di tengah pertemuan. Yang tragis, ada yang ditahan-tahan tetapi justru keluarnya dalam keadaan terjepit sehingga nyaring bunyinya. Namun, apakah Anda pernah menantikan kentut yang keluar dari tubuh seseorang? Saya tak tak yakin semua pernah mengalaminya, tetapi saya pernah. Anak saya pernah sakit kembung, katanya mules sekali. Semalaman tak dapat tidur. Sudah saya upayakan dengan berbagai cara, anginnya belum mau keluar juga. Pas pagi, anginnya keluar, betapa leganya saya. Saya ciumi pantatnya sambil tertawa lega. Atau, mungki kerabat Anda pernah dioperasi? Bukankah yang ditunggu pertama kali adalah kentutnya? Pertanyaan selanjutnya, apakah Anda pernah menahan kentut? Saya pernah dan saya yakin Anda pun pernah. Di mana Anda menahan angin yang hendak keluar ini? Di depan orang banyak? Di hadapan pemimpin ketika Anda sedang diceramahi? Di depan pacar? Ketika masih punya wudlu: ketika sholat, menunggu waktu sholat atau di tengah orang banyak yang sedang beribadah di masjid? Mengapa Anda menahan kentut ini? Karena malu didengar teman ?  Atau karena malu ketahuan kalau kentutnya bau? Atau karena masih sayang dengan wudlunya?  Banyak alasan, ya. Banyak orang menahan kentut karena takut ketahuan oleh orang lain. Namun, menahan kentut ini tak bagus, lho. Karena pada dasarnya kentut itu merupakan proses pembuangan gas tak berguna yang ada dalam usus, terutama usus besar. Gas-gas itu antara lain nitrogen, oksigen, metan, karbondioksida, hidrogen, dan lain-lain. Jika gas ini tertahan dalam tubuh, tentunya ia akan menjadi racun yang tak baik bagi kesehatan, bukan? Buang angin bisa diakibatkan oleh beberapa macam hal, antara lain: 1. ingin buang air besar 2. kelebihan makanan tertentu,  misalnya jagung, nangka, dll. 3. mengalami efek samping obat-obatan tertentu 4. menderita konstipasi atau sembelit 5. masuk angin Oh, ya, khusus untuk nomor 5, karena masuk angin, maka memang kentut ini yang kita tunggu, ya. Ada, lho, teman saya yang setiap masuk angin nongkrong berjam-jam di kamar mandi hanya agar bisa buang angin. Tuh, kan, ada juga yang menunggu datangnya angin. Jadi, karena begitu pentingnya buang angin ini bagi kita, jangan sampai kita menahannya terlalu lama. Karena menahan angin hanya akan membuat perut kita sakit  dan kemungkinan besar malah mbrobos begitu  saja. Masih untung kalau tak berbunyi, kalau yang keluar adalah bunyi yang kejepit nyaring? Malu, kan? Nah, agar tak kentut di hadapan orang lain, maka kita perlu membuang gas ini sebelum bertemu dengan orang lain. Atau siap-siap melarikan diri ketika si gas tak beretika ini melesak-lesak minta dikeluarkan. Cara lainnya, hindari makanan yang banyak mengandung gas, karena makanan inilah yang nantinya akan membuat penumpukan gas di dalam kolon. Gas yang terlalu banyak akan menyebabkannya mencari tempat yang lapang, yaitu di luar usus. Oh, ya, ngomong-ngomong soal kentut, memang ada orang yang hobi kentut, ya. Tak apalah, asal jangan di depan kita saja. Saya pernah punya teman sekamar saat kos yang hobi kentut. Parahnya, kentutnya ini tak bersuara tapi mengeluarkan aroma terapi yang bisa membangunkan orang pingsan dan memingsankan orang bangun.  Wah, wah... seperti septic tank yang sedang mbudak saking penuhnya. Saya yang sekamar dengannya sering sekali terkena imbasnya. Terpaksa saya terima dengan lapang dada, karena itu memang sudah kebiasaannya. Nah, pada suatu hari, ia sakit. Saya pun datang ke rumahnya. Teman saya ini sedang terbaring tak berdaya dengan berselimutkan selimut (tentu saja) tebalnya. "Sakit apa, Mbak," begitu saya bilang. "Ini, gak bisa kentut," katanya. Hampir meledak tawa saya ketika itu. Tapi melihat wajahnya yang pusat pasi dan meringis kesakitan, tawa itu saya masukkan lagi ke mulut saya. Tak tega rasanya melihat si jago kentut tak bisa kentut. Akhirnya, setelah dibawa ke dokter, ia pun bisa kentut kembali. Mahal, ya, harga kentut itu. Makanya, jangan ragu untuk kentut. Namun, perhatikan kondisi sekitar juga, ya, hehehe...:) Oh, ya, untuk yang masih pacaran, jika pacar Anda tak malu-malu kentut di depan Anda, berarti dia orang yang jujur. Atau justru tak punya malu, ya... Salam sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun