[caption id="attachment_197136" align="aligncenter" width="650" caption="Masim Vavai Sugianto, pakar opensource dan IT management, saat menyampaikan presentasi Virtual Technology"][/caption] Bagi IT manager dalam sebuah jaringan komputer yang kompleks, backup data adalah sebuah keharusan dan makanan sehari-hari. Di saat teknologi penyimpanan data masih terpaku hanya pada perangkat fisik dalam bentuk hardisk, maka setiap ada masalah yang timbul pada penyimpanan data, maka semua jaringan akan ikut terpengaruh yang berakibat lumpuhnya semua system. Pengembangan selanjutnya pada penyimpanan data adalah terdapatnya tempat penyimpanan data atau data storage di beberapa lokasi yang terkoneksi secara otomatis dalam jaringan internet maupun intranet. Di mana setiap server pada jaringan yang terpisah di samping selalu selalu saling berhubungan juga saling mem-backup antara satu dengan yang lainnya. Sehingga bila terjadi suatu masalah pada salah satu server dalam jaringan, maka hal itu tidak akan berpengaruh kepada jaringan secara keseluruhan, karena dalam sekejap setiap client yang tadinya terhubung pada server yang bermasalah akan langsung terkoneksi dengan server lain yang ada di dalam jaringan. Virtualization Technology Virtualization Technology bukanlah istilah baru. Virtualization technology sudah cukup lama diterapkan dilingkungan IT management dan Virtualisasi bisa diimplementasikan kedalam berbagai bentuk, antara lain:  Network Virtualization,  Memory Virtualization, Grid Computing, Application Virtualization, Storage Virtualization dan  Platform Virtualization. Diantara banyak kemungkinan virtualisasi itu, Storage Virtualization adalah hal yang paling penting untuk diimplementasikan dalam satu system. Karena bagaimanapun sederhananya sebuah data, namun dia harus tetap ada di dalam backup data, karena merupakan suatu mata rantai yang tak boleh terputus dalam suatu system. Agar penyimpanan data ini tak selamanya tergantung pada kesehatan hardisk, maka kita membutuhkan sebuah media penyimpanan data lain dalam bentuk server virtual.  Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya. Demikianlah diantara ilmu yang saya dapatkan saat mendampingi rekan Masim Vavai Sugianto, dalam sebuah acara training system jaringan untuk  IT management dan tehnisi lapangan sebuah departemen, pada hari Jumat 22 Juni lalu yang berlangsung di hotel Permata Bogor. [caption id="attachment_197137" align="aligncenter" width="650" caption="Para peserta tengah serius mengikuti presentasi pelatihan"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H