Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Menikmati Jalan Tol Cipali, Sebelum Lebaran Tiba.

13 Juli 2015   08:46 Diperbarui: 13 Juli 2015   08:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Fato bareng di depan kantor Kementerian PUPR sebelum berangkat"][/caption]

Sebagai orang yang suka berjalan-jalan, saya begitu antusias menyambut pengumuman admin Kompasiana tentang Kompasiana Visit menelusuri jalan tol yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi tanggal 13 Juni 2015, yaitu jalan Tol Cikopo – Palimangan, yang lebih populer disebut nama singkatnya Toll Cipali.

Berangkat dari rumah sehabis makan sahur menelusuri jalan yang sepi , membuat saya tiba di masjid Agung  Al Azhar Kebayoran Baru, pas saat azan subuh. Hal ini sesuai dengan harapan saya, sehingga saya bisa melaksakan shalat subuh berjamaah di masjid berwarna putih itu, yang setiap saat waktu shalat tiba, selalu ramai didatangi para jamaah yang ingin menunaikan kewajibannya menghadap Sang Pencipta.

Selesai shalat subuh, saya menyempatkan diri ikut menikmati kuliah subuh, yang sewaktu masih hidup, sering diisi oleh ulama besar almarhum Buya Hamka.

Lewat beberapa menit dari jam setengah enam, kuliah subuh selesai. Sayapun berjalan kaki menuju kantor kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berada persis beradu punggung dengan masjid Agung Al Azhar. Masjid Agung Al Azhar berada disisi jalan Sisingamangaraja, sementara kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berada di sisi jalan Pattimura.

Saat saya memasuki gerbang kantor Kementerian PUPR, di halamannya saya melihat sudah ada beberapa orang teman yang sudah duluan tiba. Sayapun ikut bergabung sambil duduk di teras gedung Cipta Karya. Mendekati jam enam, teman-teman Kompasianer peserta Kompasiana Visit ke Cipali ini diarahkan untuk berkumpul di depan gedung utama Kementerian PUPR yang berdiri jangkung ke angkasa menghadap ke jalan Pattimura dengan bentangan halaman yang luas di depannya.

 

[caption caption="Memasuki gerbang tol dalam kota di Semanggi"]

[/caption]

 

Panitia yang didominasi oleh para admin Kompasiana juga sudah mulai datang dan membegi tugas masing-masing, diantaranya kemudian lalu mendata atau registrasi ulang para peserta. Pendataan juga diiringi dengan pembagian kaos yang harus segera dipakai oleh seluruh peserta.  Kaos putih bertuliskan Mudik Asyik lewat Tol Cipali. Para peserta yang telah memakai kaos seragam ini kemudian lalu dibagi dua dalam kelompok bus A dan B, agar setiap peserta nanti tidak saling tukar bus di perjalanan, hingga kembali nanti ke Kementerian PUPR.

Sekitar jam 07.45 bus rombongan Kompasiana Visit ke Tol Cipali ini mulai bergerak meninggalkan gedung kementerian PUPR. Beruntung saya dapat bus A yang berjalan lebih dahulu, persis di belakang sedan patroli polisi Polda Metro Jaya, yang menjadi pemandu kami selama dalam perjalanan pergi dan pulang.

Sepinya hari libur di Sabtu pagi hari itu, apalagi dengan di pandu oleh mobil patroli polisi, membuat perjalanan kami dari jalan Pattimura, jalan Sudirman, memutar diSemanggi dan lalu memasuki tol dalam kota Jakarta, sangat lancar. Di samping dua bus yang membawa peserta, di belakang kami juga ikut rombongan pejabat dari Kementerian PUPR yang mengendarai mobil pribadi masing-masing.

Jam 07.55 kami memasuki tol dalam kota di Semanggi. Panas matahari pagi yang menyinari Jakarta saat itu, tidak begitu kami rasakan. Jalanan lengang membuat perjalanan kami begitu lancar, apalagi dengan adanya mobil patroli yang memandu kami dengan lampu menyala berkedip di atapnya, serta sesekali ditimpali bunyi sirine saat melewati jalan yang agak padat. Rasanya saya ikut merasa jadi orang penting sepagi itu. Hehehe…

[caption caption="Jalan tol dalam kota yang tidak begitu ramai, membuat perjalanan begitu lancar. Apalagi karena dipandu oleh mobil polisi di depan bus kami."]

[/caption]

Jam 08.22 kami tiba di pintu tol Cibening, perjalanan semakin lancar. Di dalam bus pun terjadi kesibukan. Tour leader kami Yos mengisi perjalanan ini dengan berbagai acara yang menghibur, sehingga tidak ada diantara kami yang tertidur selama dalam perjalanan. Mewawancara pak Ismet, kenek bus kami. Juga mengadakan kuis seputar toll Cipali dengan pertanyaan dari pak Wisnu Dewanto, Corporate Affair Manager PT Lancar Marga Sedaya, operator jalan tol Cipali.

Setelah melewati pintu tol Cikampek, kami semakin bersemangat. Rasa ingin tahu bagaimana nikmatnya melaju di jalan tol yang baru itu semakin terasa. Itu mulai kami rasakan setelah bus yang kami tumpangi mulai meluncur di jalan yang baru dan mulus, awal jalan tol Cipali!. Asyiiik…

Setelah melewati jalan beberapa ratus meter, kami tiba di pintu tol Cikopo. Rasa bangga melihat arsitektur gerbang tol dengan latar belakang jalan tol Cipali yang mulus, mulai merasuk hati saya.  Setelah melewati gerbang tol, rombongan kami berhenti. Kami para peserta Explorasi tol Cipali turun dari bus yang kami tumpangi. Sampai di jalan kami lalu mengabadikan infrastruktur gerbang tol berikut jalan tol yang membentang mulus di hadapan kami.

[caption caption="Gerbang Tol Cikopo"]

[/caption]

Setelah menerima penjelasan dari pak Wisnu seputar pembangunan jalan toll dengan segala macam kelebihannya, kami melanjutkan perjalanan. Hawa sejuk pendingin ruangan dalam bus, melindungi kami dari panas terik yang mulai membakar bumi di sepanjang jalan yang kami lewati. Musim panas yang tak pernah diselingi hujan, membuat rumput-rumput penghijauan yang ditanam di sepanjang pinggir jalan tol, terlihat meranggas kekeringan. Namun untunglah hal itu dapat sedikit terhapus oleh pemandangan yang indah menghijau dari persawahan yang membentang di samping kiri maupun kanan jalan tol, yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuh di perkampungan.

Mulus dan sepinya jalan tol yang kami lewati saat itu, membuat sopir bisa mengembangkan kecepatan bervariasi antara 70 sampai 90 kilometer perjam. Kecepatan bus yang sudah cukup tinggi itu, tidak begitu terasa oleh kami. Saya yang memang sengaja duduk di kursi paling depan di samping sopir, sering melihat berapa kecepatan laju bus kami dari speedometer yang berada di dashboard di depan sopir.

[caption caption="Lurus dan panjang, inilah ciri khas jalan tol Cipali yang kami lewati ini. Kondisi ini sering membuat para pengemudi terpacu untuk menginjak lebih dalam melebihi kecepatan yang diizinkan."]

[/caption]

Disamping menikmati jalanan yang baru dan mulus, dalam perjalanan itu kami juga bisa langsung melakukan tanya jawab dengan pak Wisnu, yang dengan begitu gamblangnya menjawab semua pertanyaan kami yang begitu antusias. Sehingga perjalanan menempuh jarak 116,75 kilometer ditambah dengan jarak Jakarta ke Cikampek, tidak terasa membosankan.

Saat memperhatikan jalanan yang mulus, lurus dan panjang dengan tikungan yang juga melengkung jauh dan tidak tajam, saya bisa memaklumi para pengemudi terpancing untuk menekan gas sedalam-dalamnya, sehingga sering melupakan kondisi mobil maupun dirinya sendiri yang mungkin kurang begitu siap dalam menelusuri perjalanan panjang itu. Apakah itu karena kelelahan atau rasa kantuk yang disebabkan nyamannya di dalam kendaraan, sehingga dia lupa, kondisi yang tidak siap itu bisa menimbulkan kecelakaan.

Karena sifat perjalanan kami ini adalah eksplorasi dan observasi, kami sering berhenti di beberapa tempat di sepanjang jalan tol Cipali itu. Pak Wisnu yang sangat hafal dengan situasi dan kondisi jalan tol Cipali tersebut, mengajak kami berhenti di beberapa tempat yang dianggap perlu untuk dilihat dan diamati lebih jauh dengan melihatnya langsung keluar dari kendaraan yang kami tumpangi, tidak hanya melihatnya sambil lalu.

[caption caption="Wisnu Dewanto Corporate Affair Manager PT Lintas Marga Sedaya, operator jalan tol Cipali saat memberikan keterangan seputar di area dekat gerbang tol Cikopo"]

[/caption]

Kami juga singgah di rest area yang saat itu tengah dikebut penyelesaiannya. Untungnya fasilitas utama yang sudah selesai adalah toilet umum dan mushalla. Sehingga anggota rombongan yang sangat membutuhkan fasilitas penting itu bisa segera memanfaatkannya, membuang muatan yang sudah terasa begitu berat dan mendesak segera di keluarkan. Srrrrrr..., plong deh J

Diantara tempat-tempat kami berhenti itu adalah jembatan Cipunegara yang merupakan jembatan terpanjang di tol Cipali ini, yaitu 300 meter melintasi sungai Cipunegara. Bentangan jembatan yang panjang itu, seakan bersaing atau saling melengkapi memperlihatkan keindahannya dengan pemandangan alam sekitar yang di dominasi oleh sawah-sawah yang terbentang luas. Hal ini dapat dimaklumi, karena Jawa Barat memang terkenal sebagai lumbung beras yang subur.

[caption caption="Jembatan Cipunegara, jembatan terpanjang di jalan tol Cipali dengan bentangan sepanjang 300 meter."]

[/caption]

 Jembatan kedua yang juga cukup panjang adalah jembatan yang melintasi sungai Cimanuk. Panjang bentangan jembatan ini mencapai 190 meter. Yang cukup menarik perhatian kami di jembatan Cimanuk ini adalah, adanya penambangan pasir di sungai Cimanuk ini. Dari atas jembatan kami melihat deretan kelompok penambang yang tengah menaikkan pasir ke tanggul sungai Cimanuk dengan peralatan ban berjalan yang dioperasikan dengan mesin diesel. Serta perahu yang penuh dengan pasir di tengah sungai, yang sedang menuju pinggir sungai untuk membongkar muatannya.

[caption caption="Deretan para penambang pasir di bawah jembatan Sungai Cimanuk"]

[/caption]

Perjalanan kami berlanjut, kami memasuk daerah Cirebon, tepatnya pada kilometer 181-182. Inilah satu-satunya jalan yang harus membelah bukit dan membuat jalan tol Cipali tersebut sedikit melengkung , tidak lurus seperti desain awal. Hal ini disebabkan oleh sebuah batu, yang oleh masyarakat setempat dinamai batu Bleneng. Batu Bleneng berwarna hitam ini oleh masyarakat setempat juga dianggap sebagai batu keramat. Usaha pemindahan batu ini dari tempatnya semula tidak berhasil, sehingga akhirnya pihak pemborong jalan tol ini mengubah jalur yang tadinya lurus, menjadi sedikit melengkung, dan membiarkan batu Bleneng ini abadi di tempatnya.

Tepat jam 12.09 menit, kami sampai di gerbang tol Palimanan. Semua rombongan kembali turun dari kendaraan masing-masing. Tradisi narsis ala blogger pun berulang sebagaimana di tempat perhentian sebelumnya, selfie dengan berbagai gaya dengan latar belakang gerbang tol Palimanan.

Selesai bernarsis ria dan melakukan peninjauan di sekitar lokasi gerbang tol, kami melanjutkan perjalanan. Berputar sebentar keluar tol Cipali, lalu masuk lagi ke sisi sebelah jalan tol yang kami lewati tadi, meluncur menuju arah Cikopo lagi.

Pada rest area pertama, kami kembali berhenti. Sebelum melakukan observasi, kami lebih dahulu melaksanakan shalat zuhur di mushalla yang masih baru. Selesai shalat zuhur, saya lalu mengamati situasi rest area yang masih dalam tahap penyelesaian, yang pekerjaannya dikebut agar bisa selesai pas saat H-7 nanti.

[caption caption="Para pekerja disalah satu rest area tengah mengerjakan salah satu bangunan yang harus dikebut hingga selesai sebelum H-10 lebaran"]

[/caption]

Selanjutnya kami meneruskan perjalanan menuju Subang, dimana terdapat kantor PT Lintas Marga Sedaya. Operator yang menangani jalan tol Cipali ini. Pada ruas jalan Tol ini kami tidak lagi berhenti di rest area yang kami lewati, karena kami harus mengejar waktu agar segera tiba di rest area Subang dimana kantor PT Lintas Marga Sedaya ini berada. Karena akan ada talk show dan presentasi di kantor tersebut oleh Kementerian PUPR serta PT Lintas Marga Sedaya.

Di Jalur inilah convoy kendaraan rombongan Kompasiana Visit ke tol Cipali mencoba mengembangkan kecepatan tertinggi yang diizinkan. Saya melihat speedometer bus yang kami tumpangi bermain pada angka 90 hingga 95 kilometer perjam. Rupanya kecepatan tinggi di jalan yang kami lewati itu, membuat saya mengantuk dan tertidur. Saya baru terbangun setelah kami sampai dan memasuki area kantor pengelola jalan tol Cipali ini. Sebelum turun dari bus, kami lebih dahulu disodori menu untuk makan dan berbuka puasa di sebuah restoran di Cikarang.

[caption caption="Sukses dan selamat sampai di gerbang tol Palimanan, para Kompasianer inipun menyambutnya dengan suka cita."]

[/caption]

Turun dari bus, rombongan kami dibawa ke ruang traffic control tol Cipali. Kami menyaksikan beberapa monitor yang menayangkan situasi jalan tol yang tercover melalui kamera CCTV. Sayangnya, walaupun monitornya sudah cukup banyak, tapi gambar yang ditayangkan sama. Karena saat itu baru satu kamera CCTV yang telah beroperasi. Namun pihak PT LMS menyatakan bahwa saat ini kamera yang lainnya tengah dalam pekerjaan pemasangan, dan dijanjikan pada saat jalan tol ini beroperasi penuh pada H-7, semua kamera CCTV tersebut telah beroperasi semua, sehingga situasi jalan tol ini seluruhnya akan tercover. Begitu juga CCTV ini juga akan terhubung dengan markas pusat kendali lalu lintas Kepoliasian RI di daerah yang di lewati jalan tol ini.

Setelah meninjau ruang master traffic control, kami digiring menuju masjid yang terdapat ditengah area. Karena di kantor belum ada kursi, maka presentasi seputar pembangunan tol Cipali ini akan diadakan di masjid sambil lesehan. Dalam presentasi ini hadir Velix Wanggai dari Kementerian PUPR dan Wisnu Wardoyo dari PT Lintas Marga Sedaya.

[caption caption="Presentasi dan Talk Show di Masjid kantor pusat PT LMS di Subang"]

[/caption]

Selesai Talkshow dan presentasi yang juga diselingi dengan tanya jawab juga kuis dan door prize , kami menunaikan shalat ashar di masjid tersebut. Setelah semua tuntas jam 17.00, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Cikarang. Tempat rombongan akan melaksanakan acara berbuka puasa dan shalat magrib. Selesai berbuka puasa shalat magrib dan makan, mendekati pukul 21.00, kami kembali ke Jakarta. Tuntaslah sudah perjalan kami hari itu. Mengunjungi dan melihat bagaimana kesiapan tol Cipali yang diresmikan oleh Prtesiden Jokowi tanggal 13 Juni lalu, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan arus mudik lebaran 2015.

 [caption caption="Foto bersama perwakilan dari Kementerian PUPR, PT Lintas Marga Sedaya dan Kompasiana."]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun