Konferensi Indonesia International Communication Expo & Conference seperti pada temanya, juga menghadirkan Expo para Operator telepon selluler yang beroperasi di Indonesia. Sejenak saat rehat mengikuti konferensi, saya berkeliling melihat arena pameran para operator selluler itu dan mengabadikannya dengan kamera saya. Banyak halangan yang saya temui dalam mengabadikan ruang pamer masing-masing operator. Halangan yang paling dominan adalah pengunjung yang membludak, saya harus bersabar menunggu saat yang tepat dimana para pengunjung agak berkurang. Tapi ini memang adalah resiko mengabadikan sebuah pameran, dimana pengunjung adalah bagian dari pameran itu sendiri. Kesulitan lain adalah sudut pengambilan. Ruang pamer yang cukup lebar untuk masing-masing stand, menjadi kendala tersendiri untuk mendapatkan sudut pengambilan yang tepat, guna menampikan ruang pamer itu secara utuh. Dibutuhkan lensa ultra wide angle kalau ingin menampilkan subjek penuh secara frontal, sementara saya hanya membawa lensa standard 18-55mm. Kalau memang ingin mengabadikan bagaimana desain interior itu secara utuh, dalam pengertian tanpa ada ganguan pengunjung. Saatnya adalah ketika pagi hari ketika pameran belum dibuka. Tapi ini tentu membutuhkan kerja sama dengan para pemilik stand. Dimana adakalanya mereka belum sepenuhnya siap. Tapi bagi mereka yang ingin terjun di dunia jurnalistik, khususnya bagi yang berkecimpung di dunia fotografi, tantangan seperti ini tentu sudah harus disadari dan dihadapi. Dalam situasai seperti ini, penguasaan tehnologi fotografi dan segala perlengkapan kameranya, tentu menjadi sesuatu yang mutlak. Selanjutnya hal yang tidak bisa juga di elakkan adalah, nasib baik dan keberuntungan. Sebagai sebuah karya jurnalistik, adakalanya kita diuntungkan dengan tidak selamanya aturan baku tehnik fotografi itu harus mutlak dipakai dalam mengabadikan sebuah subjek foto. Berbeda dengan foto pemandangan, atau foto salon di studio, dimana semua tehnik fotografi itu benar-benar harus dikuasai dan dipraktekkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Karena sebuah karya fotografi jurnalistik atau berita, diabadikan dalam keadaan apa adanya tanpa rekayasa. Waktu, juga berperan sangat penting, ketepatan timing dalam mengabadikan sebuah peristiwa, akan mempengaruhi nilai aktualitas sebuah foto berita. [caption id="attachment_115977" align="aligncenter" width="531" caption="Axis"][/caption] [caption id="attachment_115978" align="aligncenter" width="531" caption="Esia"][/caption] [caption id="attachment_115980" align="aligncenter" width="531" caption="Haura-XL"][/caption] [caption id="attachment_115982" align="aligncenter" width="531" caption="Indosat"][/caption] [caption id="attachment_115983" align="aligncenter" width="531" caption="SmartFren"][/caption] [caption id="attachment_115984" align="aligncenter" width="531" caption="Telkomsel"][/caption] [caption id="attachment_115985" align="aligncenter" width="531" caption="Three"][/caption] [caption id="attachment_115986" align="aligncenter" width="531" caption="XL"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H