Mohon tunggu...
Dian Kusuma Damayanti
Dian Kusuma Damayanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT, DapurKiddos4U Frozen Food Homemade, Higienis, Healthy and Halal

Tidak ada tempat terbaik untuk berbicara dan mengekpresikan rasa selain melalui tulisan. Motto hidup adalah do the best, selalu berpikir positif, tidak pernah menyerah dan sertakan Allah Swt. dalam segala hal. Contact me melalui e-mail: dianjumhan@gmail.com II FB: Dian Kusuma Jumhan II IG: dianjumhan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Aku Merindu karena Dua Kota Suci Ini

23 April 2021   16:20 Diperbarui: 24 April 2021   07:57 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Jalan yag membuat kumerindu

Kenangan tentang dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah, membekas indah dalam ruang hatiku. Ruang yang hanya aku dan Allah yang tahu.  Tak akan pernah aku lelah merindu dan mengingatnya.

Masih teringat saat kami berempat mengadakan wisata religi ke dua kota suci. Setelah kita memperingati Anniversary Day yang ke-21, kami melakukan perjalanan dari tanggal 29 Januari sampai dengan 6 Februari 2020. Perjalanan kami membutuhkan waktu tempuh selama 10 jam tanpa transit dari Jakarta menuju Jeddah. Sungguh perjalanan yang melelahkan tetapi mendatangkan kebaikan bagi kami.

Apabila kita mengunjunginya, kita akan mendapatkan keutamaan, pahala, dan keberkahan di sisi-Nya.

Allah Swt.  Berfirman, "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (QS. Ali Imron: 96)

Keistimewaan dua kota ini juga disebutkan dalam sebuah hadis.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata.

"Dari Nabi saw., beliau bersabda : "Tidak boleh bersusah-payah bepergian, kecuali ke tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Masjidil Aqsha" [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Dalam hadis lain disebutkan, "Salat di masjidku (masjid Nabawi) lebih utama daripada seribu salat di tempat yang lain, kecuali Masjidilharam, dan salat di Masjidilharam lebih utama daripada seratus ribu salat di tempat yang lain." (H.R. Ibnu Majah nomor 1406 dan disahihkan oleh Al-Albani, kitab irwa Al-Galil, jilid: 4, hal: 341)

Kota Makkah memiliki karakteristik yang berbeda dari Kota Madinah.

Dokpri: Di depan pelataran Masjidilharam
Dokpri: Di depan pelataran Masjidilharam
Kota Makkah identik dengan kota yang tenang, teduh, dan kota tua. Bangunan-bangunan gedungnya megah dan kokoh layaknya kota kerajaan. Kota ini tidak terlihat seperti kota metropolitan yang hiruk pikuk. Di sepanjang daerah terdekat Ka'bah, aku melihat karakteristik masyarakatnya yang sederhana dan tidak begitu mewah dalam berbusana. Kebanyakan menggunakan pakaian yang bernuansa hitam dan putih.

Dokpri: Jalan yag membuat kumerindu
Dokpri: Jalan yag membuat kumerindu
Ada jalan yang membuatku merindu. Setiap selesai melaksanakan ritual ibadah umrah dan salat wajib berjamaah di Masjidilharam, kita berempat selalu membuat kesepakatan untuk berkumpul di titik yang sudah ditentukan. Yang lebih dahulu datang harus sabar menunggu. Anehnya, tidak ada rasa kesal kalau tidak segera berkumpul.  

Dokpri: Terlihat antrean pembagian kebab dan minuman gratis di depan resto kebab
Dokpri: Terlihat antrean pembagian kebab dan minuman gratis di depan resto kebab
Di sepanjang jalan menuju hotel, kami selalu disuguhi peristiwa biasa tetapi bermakna, yaitu antrean orang-orang untuk mendapatkan jatah kebab dan minuman gratis dari orang-orang yang bersedekah. Ini terjadi setiap hari dan tidak pernah terputus waktunya, mulai pukul lima pagi sampai dini hari.

Di jalan itu juga, kami melihat petugas kebersihan yang menunggu rezeki dari Allah Swt. yang tidak disangka-sangka melalui jamaah. Pemandangan ini kadang terlihat dari kaca kamar hotel di tingkat tiga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun