Populasi manusia secara global terus bertambah secara cepat. Menurut PBB, sekitar 9,3 miliar orang akan bermukim di bumi tahun 2050. Ini berarti permintaan pangan juga akan meningkat drastis sementara jumlah sumber daya lahan  sumber daya manusia  yang bekerja di sektor pertanian menyusut [1].
Di tahun 2018 saja, lahan yang pertanian di Indonesia mencapai 35,7 juta hektar dengan yang dikelola oleh 7,1 juta petani. Dari BPS pun mencatat pada Agustus 2019, penduduk yang bekerja pada pertanian, kehutanan, perikanan sebanyak 34,58 juta orang, turun 1,12 juta atau 1,46% dibandingkan Agustus 2018 [2].
Masalah keterbatasan lahan, sumber daya manusia dan regenerasi petani yang semakin berkurang menjadi isu peristiwa global termasuk di Indonesia, dimana sektor pertanian tidak lagi menarik minat generasi muda sehingga banyaknya petani berusia lanjut. Nyatanya  'gengsi' apabila terjun ke dunia pertanian karena dianggap kurang menjanjikan dan penghasilan yang tidak sebesar apabila bekerja di perusahaan.
Digitalisasi Pertanian VS Masalah Pertanian Indonesia
Walaupun diterpa isu sulitnya regenerasi petani, Indonesia  sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang luar biasa melimpah memiliki potensi besar mewujudkan cita-cita pemerintah menjadi lumbung pangan dunia 2045.Â
Salah satu optimisme itu terlihat pada keberhasilan pemerintah menerapkan teknologi pertanian  seperti water management, mekanisasi alat pertanian, hingga terciptanya banyak aplikasi pertanian yang memudahkan kerja petani. Selain dapat menekan biaya produksi petani sekaligus meningkatkan produktivitas, digitalisasi menjadi upaya jitu untuk menarik minat pemuda Indonesia untuk bertani.
Perkembangan teknologi sejalan dengan Revolusi Pertanian 4.0 diluncurkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Revolusi tersebut mengajak petani untuk go digital dalam setiap kegiatan praktek pertanian modern yang dilakukan. Dari upaya ini pemerintah mengharapkan keikutsertaan generasi milenial untuk ambil andil dalam perkembangan teknologi pertanian sehingga mampu menjawab masalah regenerasi pertanian menuju pertanian masa kini yang melek teknologi.
Dr.Tania, Solusi Penyakit Tanaman
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi sektor pertanian adalah penanggulangan penyakit tumbuhan yang menyerang hampir di semua komoditas tanaman. Hama dan penyakit tanaman membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal dan ada pula yang menyebabkan pertumbuhan tidak normal. Ada berbagai macam hama dan penyakit tanaman yang menjadi momok bagi para petani [4].