Mohon tunggu...
Dian Inda Yani
Dian Inda Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang berfokus pada ilmu sosial dan politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perang Dagang AS dan China dalam Perspektif Teori Realisme

18 Oktober 2023   16:41 Diperbarui: 18 Oktober 2023   16:45 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang dagang merupakan konflik yang melibatkan dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat dan China. Perang dagang  dimulai pada tahun 2018 ketika Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Berawal dari China yang sering mengalami defisit dan mengakibatkan adanya kebencian dan kemarahan dari Presiden Amerika Serikat. Presiden AS kemudian mengambil langkah tegas terhadap China yang dianggap telah merugikan Amerika Serikat baik dari ekonomi maupun politik. Presiden Amerika Serikat mengambil tindakan proteksionisme dengan tujuan untuk menyempurnakan neraca perdagangannya. Perdagangan antara keduanya mengalami ketidakseimbangan, mengingat China memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat. Defisit perdagangan AS dan China manjadi masalah utama bagi pemerintah Amerika Serikat. Sehingga pemerintah Amerika Serikat berusaha untuk mengurangi defisit perdagangan dengan China. Dengan adanya hal tersebut, mengakibatkan pecahnya perang dagang Amerika Serikat dengan China sebagai usaha Amerika untuk mempertahankan kekuatannya sebagai negara nomor satu di dunia.  Amerika Serikat memutuskan untuk memberlakukan tarif impor pada produk-produk China. Kemudian China memberlakukan tarif impor pada produk-produk Amerika Serikat sebagai tanggapan atas tindakan Amerika Serikat. Kedua Negara terus memberlakukan tarif impor secara bertahap dan perang dagang semakin meningkat.

Analisis Realisme Klasik

    Perspektif realisme klasik menganggap bahwa aktor utama dalam hubungan internasional adalah negara dan sitem internasional yang anarki. Realisme klasik melihat bahwa negara akan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Negara akan melakukan apapun untuk menjaga keamanan nasional dan memenuhi kepentingan nasionalnya. Dalam kasus tersebut berdasarkan realisme klasik, tindakan kedua negara tersebut merupakan bentuk perjuangan untuk memperoleh kekuasaan dan kepentingan nasional. Amerika Serikat dan China sama-sama berusaha untuk memperoleh posisi dalam ekonomi global dan berusaha untuk menjadi negara terkuat. Di mana dalam kasus tersebut, Amerika merasa tidak aman atas munculnya China sebagai kekuatan baru, karena sebelumnya hanya Amerika yang merupakan negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Berdasarkan pandangan realisme klasik, tindakan Amerika Serikat tersebut merupakan tindakan yang berdasarkan pada hasrat untuk mendominasi dan mempertahankan kekuatannya supaya tidak ada negara yang akan mengalahkannya. Sehingga munculnya China sebagai kekuatan baru dianggap sebagai ancaman bagi kedudukannya sebagai negara superpower. Karena dalam realisme klasik kekuatan suatu negara itu dapat diukur berdasarkan kekuatan militer dan ekonomi. Sehingga dapat di lihat bahwa Amerika Serikat berusaha untuk mempertahankan kekuatan ekonominya. Perspektif realisme klasik juga menekankan pada sistem internasional yang anarki, di mana kedua negara tersebut bertindak tanpa adanya otoritas yang mengatur interaksi mereka.

Analisis Realisme Ofensif

    Berdasarkan pandangan realisme ofensif, negara akan bersifat agresif untuk memperkuat kekuatan dan keamanannya dengan cara apapun karena kekuatan merupakan tujuan utama bagi setiap negara. Karena dengan hal itu merupakan cara negara untuk bertahan. Perang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China merupakan orientasi dari realisme ofensif di mana kedua negara bersaing untuk mendominasi meskipun dengan cara mengeluarkan kekuatan semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh kepentingan nasionalnya. Dalam kasus ini, Amerika Serikat dan China berusaha untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional mereka. Amerika Serikat mengambil langkah dengan cara menerapkan kebijakan proteksionis dan tarif tambahan untuk melindungi industri nasionalnya dan berusaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif global. Sementara itu China sebagai negara dengan kekuatan ekonomi yang semakin kuat berusaha untuk memperkuat posisi dalam sistem perdagangan internasional dan berupaya utuk melindungi kepentingan nasionalnya. Dalam perspektif realisme, kedua negara tersebut akan terus bersaing dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan bagi kepentingan nasional mereka. Dan akan tetap berusaha untuk mempertahankan kekuatan mereka untuk dapat memperoleh keunggulan ekonomi. Negara akan berusaha untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekuatannya karena dengan menjadi negara yang memiliki kekuatan yang lebih besar akan memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan tatanan sruktur interasional.

Analisis Realisme Defensif

    Realisme defensif merupakan kebalikan dari realisme ofensif yang mana realisme ofensif menekankan pada tindakan agresif sedangkan realisme defensif lebih menekankan untuk mencegah terjadinya tindakan agresif dengan cara mengedepankan kebijakan-kebijakan yang moderat dan kerjasama. Dalam kasus tersebut berdasarkan realisme klasik, tindakan China untuk terus membangun kekuatannya meskipun disaat yang bersamaan Amerika Serikat bertekad untuk mencegah China supaya tidak menjadi dominasi dalam perekonomian global dan berusaha untuk menyeimbangkannya. Dalam hal tersebut merupakan sikap atau tindakan China untuk membatasi negaranya untuk menggunakan kekuatan dalam menanggapi sikap Amerika Serikat tersebut supaya tidak menimbulkan konflik yang semakin memanas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun