Mohon tunggu...
Dian Hermawati
Dian Hermawati Mohon Tunggu... -

mahasiswi Institut Pertanian Bogor jurusan sains komunikasi dan pengembangan masyarakat, aktif di Badan Pengelola Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB sebagai Senior Resident

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Asrama dan Tanah Gersang

15 Juni 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi kita.

ya, setiap orang. siapapun mereka. yang baik, juga yang jahat.

betapapun yang mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita.

bukan karena mereka orang-orang yang bijaksana. melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.

mereka mungkin tanah gersang. dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana. kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghiasi malamnya.

tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang. lebih gersang dari lahan kering di kemarau panjang. lebih tandus daripada padang rumput yang terbakar dan hangus.

maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.

seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat dengan bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan.

seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk meghijau berwujud hutan.

dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya. Dia izinkan sang lumut untuk menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya.

demi terciptanya butir-butir tanah. demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.

(dalam dekapan ukhuwah-Salim A.Fillah)

di sini, selalu ada rotasi posisi baik sebagai guru maupun murid. terkadang kita selalu melihat dari kacamata yang mengatakan bahwa mereka adalah "tanah gersang" bagi kita, "ladang amal" utuk kita yang memang bisa kita garap agar menghasilkan panen kebaikan.

tapi, satu hal yang bisa dipetik dari kutipan cerita di atas bahwa kenyataannya kita pun juga si "tanah gersang" itu, kita pun adalah "ladang amal" itu. seperti ada simbiosis antar jenjang kebaikan.

di asrama, tak hanya adik-adik 47 yang menjadi "tanah gersang" atau "ladang amal" yang memang perlu kita garap. tapi, kita jugalah yang menjadi "tanah paling gersang" dan selalu memberikan kita tempat untuk menjadi murid yang bijaksana.

menjadi Senior Resident bukanlah belajar menjadi malaikat yang tidak memilki hawa nafsu dan kesalahan. menjadi Senior Resident adalah cara belajar menjadi manusia yang memanusiakan manusia.

"bersyukurlah, objek dakwah kita dalam kualitas yang paling baik" (Ust.Ahmad)

"Serulah manusi yang baik kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk"

(QS.An-Nahl :125)

apapun posisi kita sekarang, entah sedang menjadi "tanah gersang" atau "murid yang belajar menjadi bijaksana", satu hal ingin kukatakan bahwa..

"Allah memuliakan para penyeru kebenaran" (Sayyid Quthb-Fi Zhilaalil Qur'an-Al-Fushilat ayat ke 33)

jika engkau merasa bahwa di sekitarmu gelap dan pekat, tidakkah dirimu curiga bahwa engkaulah yang dikirim oleh Allah menjadi cahaya bagi mereka?

berhentilah mengeluhkan kegelapan itu,

sebab sinarmulah yang sedang mereka nantikan, maka berkilaulah! (Salim A Fillah)

pesen dari Ust.Ahmad untuk kita:

1. luruskan niat

2. istiqomah

3. interaksi dengan adab yang islami (astagfirullah, terkadang khilaf --")

4. murah senyum (^_^)

5. biasakan menebar salam

6. berikan solusi/nasehat

semoga bisa menatapmu satu persatu saudara-saudaraku.. yang tak pernah kehabisan nafas untuk berlari, seletih apapun dirimu, membuatku kembali yakin... ada sebaik-baik balasan di ujung sana..

mengingatkanku akan syurga...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun