Jakarta -- Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara anak-anak Indonesia belajar. Salah satu dampak yang paling terasa adalah pergeseran dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Hal ini pun membawa perubahan besar pada peran orang tua, baik yang memiliki karier maupun yang tidak, dalam memberikan perhatian terhadap pendidikan anak mereka. Lima narasumber, yakni Reni Ilmiasih, Ratih Permatasari, Aini Alifatin, Ika Rizki Anggraini, dan Nurul Aini, berbagi pandangan mereka tentang fenomena ini.
Reni Ilmiasih, seorang pengamat pendidikan, mengungkapkan bahwa sebelum pandemi, banyak orang tua karier yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada guru. "Namun, saat pembelajaran daring diberlakukan, mereka mau tak mau harus lebih terlibat, mulai dari mendampingi anak saat belajar hingga memastikan tugas sekolah selesai tepat waktu," ujarnya.
Senada dengan itu, Ratih Permatasari, seorang ibu rumah tangga tanpa karier, menyatakan bahwa pandemi membuat dirinya harus lebih fokus pada pendidikan anak. "Dulu, saya bisa mengandalkan guru di sekolah untuk mengajarkan anak-anak. Tetapi sekarang, saya harus mengatur waktu antara pekerjaan rumah tangga dan mendampingi anak-anak belajar daring," kata Ratih.
Dari sisi akademik, Aini Alifatin, seorang peneliti pendidikan, menjelaskan hasil studi yang menunjukkan perubahan signifikan pada perhatian orang tua terhadap pendidikan anak sebelum dan setelah pandemi. "Studi kami menggunakan teknik total sampling pada 64 responden dan menunjukkan bahwa baik orang tua karier maupun non-karier mengalami peningkatan perhatian terhadap pendidikan anak selama pandemi," paparnya. Ia juga menekankan bahwa hasil uji Wilcoxon dan Mann-Whitney menunjukkan p-value=0,000, menandakan perbedaan yang signifikan.
Sementara itu, Ika Rizki Anggraini, seorang guru SD, berbagi pengalamannya melihat perbedaan perhatian orang tua. "Orang tua yang sebelumnya jarang berkomunikasi dengan guru sekarang lebih aktif bertanya. Mereka ingin tahu bagaimana cara terbaik mendukung anak-anak mereka selama pembelajaran daring," katanya. Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama antara guru dan orang tua untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Terakhir, Nurul Aini, seorang psikolog anak, menyoroti tantangan emosional yang dialami oleh anak-anak dan orang tua selama pandemi. "Keterlibatan orang tua yang lebih besar memang positif, tetapi tidak jarang juga memunculkan stres, baik pada anak maupun orang tua. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk menemukan keseimbangan dan menciptakan suasana belajar yang kondusif di rumah," jelasnya.
Hasil penelitian dan pengalaman para narasumber menunjukkan betapa besar dampak pandemi terhadap perhatian orang tua terhadap pendidikan anak mereka. Di satu sisi, pandemi telah memaksa orang tua untuk lebih terlibat, tetapi di sisi lain, ini juga menuntut penyesuaian besar dalam pola pengasuhan dan pendampingan belajar.
Bagi banyak orang tua, pandemi menjadi momen refleksi untuk menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Sebagaimana disampaikan oleh Reni Ilmiasih, "Pandemi ini adalah ujian sekaligus peluang bagi kita sebagai orang tua untuk mendukung pendidikan anak-anak kita dengan cara yang lebih baik."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H