Mohon tunggu...
Dian Fakhrunnisak
Dian Fakhrunnisak Mohon Tunggu... -

Aneuk Ranto

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Abormal dari Zaman ke Zaman

3 September 2014   01:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:47 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Abnormal bukan suatu kata yang asing bagi kita. Jika kata itu disebut maka kita dapat membayangkan sesuatu yang diluar kewajaran atau menyimpang dari hal yang normal. Seseorang yang abnormal adalah seseorang yang berbeda dengan orang normal seperti seorang anak yang memiliki IQ jauh lebih tinggi dari teman-temannya.Akan tetapi, abnormal secara psikologis berbeda dengan hal tersebut.

Abnormal secara psikologis adalah gangguan dari fungsi psikologis atau perilaku. Hal ini dapat diidentifikasi pada orang-orang yang sering kita sebut ‘gila’ atau skizofrenia.Orang yang abnormal harus mendapatkan peanganan yang khusus tentunya berbeda dengan orang yang tidak memiliki gangguan psikologis dan perilaku.

Jika kita melihat segi historis dari penanganan orang abnormal maka kita akan menemukan pandangan dan penanganan yang berbeda-beda di setiap masa. Tidak semua orang memandang orang abnormal sebagai orang yang mengalami gangguan fungsi psikologis. Terkadang, hal itu dianggap sebagai perilaku yang dipengaruhi oleh iblis atau setan.

Pada zaman Yunani Kuno, perilaku abnormal dianggap sebagai orang yang dirasuki roh jahat dan permainan para dewa. Hal ini sangat dikaitkan dengan unsur-unsur mistik sehingga orang yang memiliki perilaku abnormal akan dibawa ke kuil untuk dipersembahakan pada dewa penyembuh. Dewa penyembuh dipercaya akan memberikan kesembuhan lewat mimpi. Terkadang, kesebuhan ditentukan oleh kuil dengan membuat orang tersebut tidak sensitif.

Pada abad ke-5 sebelum masehi berkembang model medis dalam penanganan perilaku abnormal. Hippocrates, seorang dokter yang mengatakanbahwa perilaku abnormal disebabkan karena adanya ketidakseimbangan cairan tubuh (humors). Cairan ini merupakan cairan vital dalam tubuh seperti lendir, cairan empedu hitam, adarah dan cairan empedu kuning. Kelebihan cairantersebut dalam tubuh memiliki dampak masing masing. Kelebihan lendir dapat menyebabkan lambat dan tidak bertenaga, kelebihan cairan empedu hitam dapat menyebabkan depresi, kelebihan darah menyebabkan disposisi: ceria, percaya diri dan optimis sedangakan kelebihan cairan empedu kuning dapat menyebabkan mudah marah.

Abad ke-5 setelah masehi, tumbuh doktrin-doktrin tentang roh jahat atau iblis hingga masuk ke ajaran Gereja Katolik Roma yang menjadi kekutan pemersatu di Eropa Barat. Penanganan yang dilakukan adalah dengan pengusiran roh jahat (exorcism). Pengusiran dilakukan untuk meyakinkan roh jahat bahwa tubuh yang ditempati bukanlah tempat yang tepat. Para pengusir roh biasa melakukannya dengan doa, mengayun-ayunkan salib ke hadapan korban, memukul dan mencabuk.

Pada abad ke-15hingga akhir abad ke-17 di Roma, orang dengan perilaku abnormal diyakini sebagai orang yang menganut ilmu sihir dan harus dibuhuh. Demi mengetahui kebenaran bahwa seseorang adalah penyihir maka dilakukan pengetesan dengan cara menenggelamkannya ke sungai. Jika orang tersebut tenggelammaka ia bukan penyihir tetapi jika ia mengapung maka ia adalah penyihir dan berhak dihukum.

Berbeda halnya dengan Eropa yang pada abad ke-15 hingga abad ke-16 telah mendirikan banyak rumahsakit jiwa bagi orang dengan perilaku abnormal. Hal ini didasari pada beberapa dokter yang sepaham denga Hippocrates bahwa perilaku abnormal terjadi karena gangguan fisik. Akan tetapi, sangat disayangkan dengan pandangan masyarakat tetang orang –orang abnormal. Perilaku abnormal dijadikan sebagai tontonan di malam hari dengan membayar tiket masuk maka orang-orang dapat melihat merekayang abnormal layaknya sirkus.

Kemajuan besar dalam penanganan perilaku abnormal terjadi pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Pussin dan Pinel yang berkebangsaan perancis mengatakan bahwa orang dengan perilaku abnormal harus ditangani dengan manusiawi karena mereka mengalami penyakit. Mereka berdua membebaskan para penghuni rumah sakit jiwa dan membebaskan orang-orang yang diperlakukan tidak manusiawi seperti dipasung dan mereka memperlakukannya layaknya seperti orang normal. Pussin dan pinel yakin dengan penanganan yang manusiawi orang-orang tersebut dapatsembuh.

Perkembangan pemahaman dan penanganan perilaku abnormal sangat beragam sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Tidak semua orang pada berbagai masa dapat memposisikan perilaku abnormal sebagai gangguan fungsi psikologis dan memberikan penanganan yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun