Mohon tunggu...
Dian Fakhrunnisak
Dian Fakhrunnisak Mohon Tunggu... -

Aneuk Ranto

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jelek dan Jelek

29 Oktober 2014   09:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi fisik yang sempurna merupakan idaman sebagian besar wanita terutama remaja putri. Hal ini menyebabkan mereka betah berlama-lama di depan kaca hanya untuk menilai kondisi fisiknya yang tidak sempurna. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan psikologis bagi pelaku yang sering menunjukkan ketidak puasannya pada kondisi tubuhnya.

Kondisi ini disebut dengan gangguan dismororfik tubuh. Cirri-cirinya dalah seseorang dapat meyakini bhawa orang lain kurang memikiran dirinya karena kerusakan yang dipikirkan dan orang tersebutt dapat terliahat dalam perilaku komplusif, seperti berdandan yang berlebihan dengan tujuan untuk memperbaiki kerusakan yang dipersepsinya.

Kalau kita amati dan fahami lebih dalam sebenarnya orang dalam kondisi seperti ini merupakan hasil dari persepsinya yang sukar untuk menerima diri. Contoh, ketika hari perpisahan sekolah seorang remaja putrid tidak ingin ikut berfoto. Ia menganggap bahwa wajahnya khususnyahidungnya tidak pantas difoto dan akan menimbulkan anggapan orang bahwa ia adalah orang jelek.

Seorang yang mengalami gangguan ini merasa orang lain mengaggap diri mmereka buruk dan negatif dengan kekurangan yang ada pada dirinya. Sehingga mereka terus memikirkan dan mengoreksi kekurangan tubuhnya sehingga tak jarang mereka menghabiskan banyak waktu di depan cermin.

Oeang dengan ganggan dismorfik tubuh, dapat melakukan hal hal ekstrim demi memperbaiki kerusakan yang ia klaim pada tubuhnya. Mereka rela melakukan operasi plastik yang sangat ekstrim sekali pun demi megubah apa yang mereka anggap buruk. Akan tetapi, kita akan sulit mengenali orang yang memiliki gangguan ini karena mereka sering encoba untuk merahasiakan gejala-gejala yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun