Obesitas adalah konsidi tubuh dengan lemak berlebih. Anak-anak merupakan subjek yang sangat sering disorot dalam masalah obesitas, baik obesitas sejak lahir ataupun ketika usia balita. Akan tetapi, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga memiliki kemungkinan mengalami obesitas.
Dalam standar kesehatan, seseorang dikatakan obesitas jika memilki30 level lebih tinggi dari standar IMT. IMT adalah indek massa tubuh yang mengukur berat badan dan tinggi badan.
Rumus IMT = BB/TB^2
BB=Berat Badan
TB= Tinggi Badan
Obesitas tidak hanya dibahas dalam ilmu kedokteran. Obesitas juga dibahas dalam psikologi, pada dasarnya obesitas bukanlah gangguan psikologi dan tidak masuk dalam DSM. Akan tetapi, obesitas dapat terjadi karena faktor psikologi. Faktor psikologi tersebut salah satunya adalah stress.
Kebanyakan orang dewasa, ketika mengalami stress menghasbiskan lebih banyak porsi makanan dari keadaan normal. Makan diaggap sebagai pengalihan terhadap tekanan yang terjadi. Mereka tidak memikirkan dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan akibat makan berlebihan dan akhirnya setelah stress menurun tubuh pun menjadi gemuk serta memiliki kemungkinan obesitas. Obesitas karena stress memang hanya terjadi pada sebagian orang. Sebagiannya lg mengalami obesita karena faktor-faktor lain khususnya faktor biologis. Faktor gen atau hereditas merupakan salah satu faktor yang paling sering menyebabkan obesitas.
Sering kali, orang melakukan diet juga untuk mengurangi berat tubuh akan tetapi tidak berhasil. Hal ini, dikarenakan sistem metabolism tubuh terus berjalan. Ketika seseorang melakukan diet maka akan banyak sel lemak yang hilang dan memicu untuk menumbuhkannya kembali sehingga tubuh merasa lapar. Untuk mengatasi hal tersebut maka diet harus diimbangi dengan olah raga agar memicu tumbuhnya otot bukan lemak.
Penanggulangan obesitas secara psikologi dapat dilakukan dengan memodifikasi perilaku. Memodifikasi perilaku ini dilakukan dengan teknik ABC.Tahap A (antecedent), mengubah stimulus yang ada di lingkungan. Stimulus-stimulus seperti bau-bau makanan dan letak makanan yang biasa dekat dengan individu harus dihindari atau dipindahkan ketempat yang lebih sulit dijangkau. Tahap B (Behavior), mengubah perilaku. Misalnya, menghilangkan kebiasaan makan malam, kebiasaan belanja makanan berlebihan dan kebiasaan menyimpan makanan. Tahap C (consequence), memikirkan konsekuensi yang akan diterima jika makan berlebih sehingga mengurungkan niat untuk makan berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H