Dalam membuat latar belakang desain penelitian, mahasiswa sering menghadapi kebingungan bagaimana merumuskan masalah. Padahal, permasalahan penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Rumusan masalah menjelaskan logika berpikir peneliti berdasarkan fakta dan data dalam latar belakang yang menjadi dasar munculnya keingintahuan, ide untuk meneliti.
Sebelumnya akan dibahas maksud dari permasalahan itu sendiri. Secara umum permasalahan adalah suatu hal yang memerlukan pemecahan atau harus dipecahkan atau dicari solusinya. Solusi di sini merupakan jawaban-jawaban mengenai hal yang membutuhkan penjelasan atas pertanyaan apa, kapan, di mana, mengapa, siapa, bagaimana, seberapa jauh yang dikemukakan oleh peneliti mengenai obyek yang diteliti. Suatu permasalahan penelitian harus memiliki nilai ilmiah (terkait disiplin ilmunya. Dari pernyataan ini, dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian akan tercapai jika telah menjawab permasalahan yang dirumuskan.
Berdasarkan pengamatan penulis, sebagian besar rumusan masalah pada skripsi mahasiswa hanya berkutat pada tema adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Melalui wacana ini, penulis ingin menunjukkan beberapa alternatif dasar perumusan masalah. Wacana ini terinspirasi oleh makalah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hadi Sabari Yunus, M.A.,DRS pada Studium General Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 24 Maret 2004 berjudul “Pendekatan Utama Geografi Acuan Khusus pada Pendekatan Keruangan, Ekologis dan Kompleks Wilayah”.
Isi makalah tersebut di antaranya tentang tema-tema utama dalam perumusan masalah. Contoh aplikasi rumusan masalah dalam penelitian yang diberikan dalam makalah tersebut memang dalam lebih ditujukan untuk penelitian-penelitian geografi terapan yang berkaitan dengan fenomena geografi dalam ruang di permukaan bumi. Namun demikian, penggunaan tema-tema yang akan dijelaskan berikut sangat relevan digunakan pada penelitian lintas disiplin, termasuk penelitian di bidang pendidikan. Beberapa contoh yang penulis paparkan berikut merupakan adaptasi tema-tema utama rumusan masalah menurut Yunus (2004) pada penelitian pendidikan.
Menurut Yunus (2004), ada minimal 6 tema utama yang dapat digunakan sebagai dasar perumusan masalah penelitian. Enam tema tersebut adalah:
1)verification theme (tema verifikasi)
2)inquiry theme (tema inkuiri)
3)exploration theme (tema eksplorasi)
4)evaluation theme (tema evaluasi)
5)wish vs fact disparity theme (tema kesenjangan harapan vs fakta)
6)solution theme (tema solusi)
Tema verifikasi adalah suatu tema perumusan permasalahan penelitian yang bertitik tolak dari keinginan peneliti untuk menjawab apakah betul/tidak / dapat/tidak sesuatu teori yang sudah diuji kesahihannya di tempat tertentu berlaku juga di tempat yang lain dengan latar belakang berbeda. Kalau ya, apa alasannya dan kalau tidak apa pula alasannya? Misalnya di sekolah A penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Bagaimana jika NHT diterapkan pada pembelajaran Geografi di Sekolah B? Apakah model pembelajaran NHT juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi? Jika ternyata tidak, kondisi apa yang menyebabkan model NHT tidak berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi?
Tema inkuiri adalah suatu tema perumusan permasalahan penelitian yang bertitik tolak dari adanya keingintahuan yang menggelora terhadap gejala yang dianggap istimewa atau mencolok. Misalnya di suatu sekolah terdapat 80 persen siswa tidak lulus Ujian Nasional. Kejadian ini perlu mendapat penjelasan mengapa fenomena ini bisa terjadi. Apa penyebab tingkat kelulusan yang rendah? Apakah ada ketidaksiapan siswa menghadapi ujian berkaitan dengan materi yang diujikan, ataukah ada sebab lain.
Tema eksplorasi adalah tema perumusan penelitian yang bertujuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan ditemukannya sesuatu hal yang diinginkan dan biasanya mempunyai nilai ilmu pengetahuan yang besar. Misalnya penelitian tentang nilai-nilai pendidikan yang bersumber dari kearifan budaya asli Indonesia.
Tema evaluasi adalah tema perumusan masalah penelitian yang bertujuan menguji efektif tidaknya suatu program pendidikan. Misalnya, penerapan Kurikulum 2013 apakah pelaksanaannya di suatu daerah sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tema kesenjangan antara harapan dan kenyataan adalah tema perumusan yang berusaha mencari jawaban mengapa gejala tertentu bertentangan dengan teori. Teori yang dibandingkan dapat berupa hasil penelitian sebelumnya. Misalnya di suatu kelas terdapat anak-anak yang dalam tes intelegensi tergolong sangat cerdas. Berdasarkan teori, harapannya bahwa siswa dengan intelegensi tinggi akan mampu menyerap pelajaran dengan baik. Namun kenyataannya anak-anak cerdas tersebut memperoleh hasil belajar yang lebih rendah daripada rata-rata kelas. Berdasarkan kesenjangan harapan dan kenyataan tersebut, muncullah pertanyaan mengapa anak yang cerdas justru rendah dalam perolehan tes hasil belajar. Penyebabnya perlu dikaji mendalam, dan akan menjadi kajian yang sangat menarik.
Tema solusi adalah perumusan masalah penelitian yang didasarkan pada upaya mencari pemecahan atas gejala yang dianggap mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya, banyak mahasiswa yang menemui kesulitan untuk menentukan posisi astronomis lokasi suatu tempat pada peta RBI. Untuk menemukan solusi untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa pada materi ini, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran tertentu. Pengulangan siklus dilakukan hingga tercapai kompetensi yang ditetapkan sebelumnya dalam rancangan pembelajaran oleh dosen (tenaga pengajar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H