[caption id="attachment_96048" align="alignnone" width="221" caption="Gambar dari http://alfalora.blogspot.com/"][/caption]
pikiran
perasaan
dan kenyataan
dalam duniaku tak ada yang serasi
prahara terjadi ketika perasaan perlahan berdifusi ke cairan otakku
menyerang barisan komitmen yang kukemas sedemikian rupa
***
kala rasa menguasai tahta di kepala
pikiran luluh dan bersedia menyelaraskannya
seketika aku terpana
tiba tiba kenyataan yang sadis menghempaskan keduanya begitu saja
***
entah kini apa yang aku punya
rasa atau logika
aku sedang meraba
semua telah jadi percuma
keduanya tiada guna
***
seperti mati jika tak miliki
makin fatal terimbas resiko arahkan langkah kaki
mengejar ialah tawa yang membunuh diri
mundur tak sampai hati histeris menangisi memori
***
nun bila kenyataan harus kuhadapi
terus terang aku tiada berani
tiadakah pilihan lain kecuali lari lantas sembunyi?
aku benci jika harus melakukan ini lagi
***
perasaan menyatakan iya, pikiran menolak dengan tegas
dan pada kenyataannya, apapun yang terlontar dari mulutku sekarang
semua tak akan memberikan imbas yang berarti
kenyataan pergi membekaskan jejak ironi
***
dan aku terpaksa harus membuka mata
hanya mengamati segalanya yang terjadi
***
****
Repost catatan lama
August 20th, 2007
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H