Mohon tunggu...
Dian Eka Setyaningtyas
Dian Eka Setyaningtyas Mohon Tunggu... -

dian itu senthir..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Astaghfirullah...Lupa!

16 Januari 2011   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12951514491489515026

Sudah jam 12 siang. Waktunya untuk berhenti sejenak dari kesibukan akan pekerjaan di kantor hari ini. Beberapa teman mulai beranjak dari tempat duduk mereka untuk ishoma. Siang ini terasa begitu panas, tak seperti biasanya. Rasa dahaga tak dapat tertahankan karena begitu panasnya cuaca. Aku melangkah menuju pantry, mengambil gelas di rak, kemudian bergeser ke sudut ruangan, tempat lemari pendingin diletakkan. Kutarik gagang pintunya dan lemari telah terbuka. Nampaklah beberapa botol berisi air mineral dingin di dalamnya. Kuambil salah satu lalu kutuang isinya dalam gelas. Sekejap mata saja isi gelas tersebut mengalir melewati kerongkonganku yang telah sangat dahaga sejak tadi. Dan gelaspun telah licin tandas.  Ohh, betapa segarnya air dingin di siang yang terik ini. Apalagi aku tidak minum sejak pagi karena saking sibuknya dengan pekerjaanku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Sesuatu yang membuat aku tidak minum semenjak pagi. Yang membuat aku merasa sangat dahaga tak seperti biasa. Ternyata bukan hanya karena panasnya cuaca. "Astaghfirullaaahh..!" Aku menepuk jidatku. Hari ini kan hari Senin. Bukannya tadi malam aku sudah sahur. Astagaa.. Aku kan puasa hari ini. Dan segelas air telah habis kuteguk. Bagaimana ini? Aku jadi bingung. Aku letakkan kembali botol air mineral tadi di tempatnya semula. Kututup lemari pendingin dan kutinggalkan pantry. Kulanjutkan lagi puasa, entah diterima atau tidak ibadahku ini oleh Yang Maha Kuasa. Sambil tersenyum simpul aku melangkah ke mushola. Bergegas mengambil wudhu dan menunaikan sholat Dzuhur. Dalam hati aku berbisik, "Tuhan, maafkan saya. Bukan saya sengaja, tetapi lupa. Boleh kan saya melanjutkan puasa ini, Ya Tuhan?" Entahlah Tuhan berkata apa, entah Dia sedang murka atau malah tertawa melihat apa yang sudah kulakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun