Fenomena alam seperti banjir, tsunami, erosi, semburan lumpur, (meluapnya air laut), angin beliung, gempa bumi, hama tikus, ulat, wereng dan berbagai fenomena lainnya merupakan hal nyata yang kerap kali kita hadapi, baik yang terjadi di lingkungan kita atau hanya informasi di media sosial. Namun demikian kita tidak boleh lengah terhadap fenomena yang terjadi ini. Karena menjadi salah satu tugas manusia adalah merawat alam semesta ini. Jika kita mencermati secara seksama, maka kerap kali adanya dua sikap dalam menghadapi realita ini, pertama adalah pasrah pada penguasa alam semesta, dengan alasan bahwa Allah punya kehendak, keinginan, dan semua yang terjadi adalah takdir Allah yang harus kita terima, mungkin saja kejadian ini adalah adzab Allah ataupun laknat dari-Nya, atau hanya berpikir bahwa ini adalah ujian yang diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya.Â
Dr. Agus Hermanto, M.HI. dalam bukunya fikih ekologi. Krisis ekologi yang tengah terjadi hari ini merupakan buah pahit dari pandangan dunia barat terhadap lingkungan yang cenderung lebih sekuler dan materialistik. Hal ini berlangsung karena fondasi dunia modern dibangun di atas pandangan dunia sainsempirik yang selama ini telah mempersepsi alam hanya sebatas sebagai materi. Telah banyak kita saksikan bentuk-bentuk kerusakan alam yang disebabkan oleh penebangan pohon secara liar. Kerugian dampak ekonomi yang muncul dari penebangan pohon secar liar hutan gundul hilangnya pohon hilang kesempatan untuk memanfaatkan keragaman produk dimasa depan.Â
Hilangnya kesuburan tanah, turunnya sumber daya air, punahnya keanekaragaman hayati, mengakibatkan banjir, longsor, pemanasan global penurunan eksploitasi hutan Konsep. Ekologi merupakan, komponen atau unsur-unusr lingkungan hidup yang terikat dalam hubungan timbal-balik yang saling berkaitan mempengaruhi atau berinteraksi, hubungan tersebut bersifat tetap dan teratur yang membentuk suatu sistem. Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks, kegiatan seperti perkembangan pendidikan, industri pembangunan jalan dan pembangunan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, dan pembuatan pelabuhan udaara, serta pembangunan permikiman, pembangunan gedung-gedung lainnya atau pembangunan lain di Indosesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H